Selasa 14 Jan 2025 16:24 WIB

Penjualan Kendaraan Listrik Global Naik 25 Persen pada 2024

Di seluruh dunia, penjualan bulan Desember naik sebesar 26,4 persen.

Kendaraan listrik Buzz berjejer di pabrik perusahaan di Hanover, Jerman, 17 Desember 2024.
Foto: REUTERS
Kendaraan listrik Buzz berjejer di pabrik perusahaan di Hanover, Jerman, 17 Desember 2024.

REPUBLIKA.CO.ID,Penjualan global kendaraan listrik penuh dan hibrida plug-in naik 25 persen pada 2024 dibandingkan tahun sebelumnya. Sepanjang 2024 penjualan kendaraan listrik lebih dari 17 juta unit mobil.

Data menunjukkan peningkatan penjualan ini dibantu oleh penjualan rekor bulan keempat berturut-turut pada bulan Desember karena China terus tumbuh dan Eropa stabil.

Baca Juga

“Insentif dan target emisi mendorong penjualan kendaraan listrik di Tiongkok dan membantu Inggris menyalip Jerman sebagai pasar baterai-listrik terbesar di Eropa pada tahun 2024,” kata firma riset Rho Motion, Selasa (14/1/2025).

Pembuat mobil listrik memandang tahun 2025 sebagai tahun transformatif karena pertumbuhan penjualan di Tiongkok melambat, target emisi baru ditetapkan di Eropa, dan pertanyaan seputar potensi perubahan kebijakan AS di bawah pemerintahan Trump yang akan datang.

Data Rho Motion menunjukkan penjualan global kendaraan listrik penuh dan hibrida plug-in naik 25,6 persen tahun-ke-tahun menjadi 1,9 juta pada bulan Desember, meskipun melambat untuk bulan kedua berturut-turut,

Penjualan di Tiongkok melonjak 36,5 persen menjadi 1,3 juta kendaraan pada bulan Desember, dan totalnya mencapai 11 juta untuk keseluruhan tahun 2024.

Di Amerika Serikat dan Kanada, penjualan EV naik 8,8 persen menjadi 0,19 juta pada bulan Desember, sementara Eropa melaporkan penjualan sebesar 0,31 juta, naik 0,7 persen dari bulan yang sama tahun 2023.

Di seluruh dunia, penjualan bulan Desember naik sebesar 26,4 persen.

"Penghapusan subsidi di Jerman berdampak buruk pada seluruh pasar Eropa, jika AS mengikutinya, kita mungkin melihat hal yang sama di sana," kata Rho Motion dalam sebuah catatan.

Dirilis pada hari Sabtu oleh Kementerian Transportasi negara itu, yang menambahkan bahwa pihak berwenang sekarang berencana untuk menyelidiki mengapa mereka berhenti merekam.

Manajer data Rho Motion Charles Lester, mengomentari data November setelah pengenalan tarif Uni Eropa pada akhir Oktober, mengatakan kepada Reuters bahwa "tidak ada penurunan yang jelas dalam penjualan" model EV utama buatan China.

Pengajuan UE menunjukkan minggu lalu bahwa produsen mobil yang menghadapi aturan emisi CO2 yang lebih ketat berencana untuk mengumpulkan dan membeli kredit karbon dari perusahaan kendaraan listrik termasuk Tesla dan Polestar untuk menghindari denda yang besar.

Sementara itu, Tiongkok, dalam upaya untuk mempromosikan adopsi kendaraan listrik sekaligus menghidupkan kembali pertumbuhan ekonomi, Rabu lalu memperpanjang subsidi tukar tambah mobil hingga tahun 2025 sebagai bagian dari skema tukar tambah konsumen yang diperluas. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement