Kamis 07 Nov 2024 16:49 WIB

Indonesia dan Kanada Percepat Kesepakatan Perdagangan

Indonesia berharap potensi EBT dapat dimaksimalkan dalam kerja sama dengan Kanada.

Rep: Dian Fath Risalah / Red: Satria K Yudha
Aktivitas bongkar muat peti kemas di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (26/9/2024).
Foto: Republika/Prayogi
Aktivitas bongkar muat peti kemas di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (26/9/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Duta Besar Kanada untuk Indonesia dan Timor-Leste, YM Jess Dutton, kembali bertemu dengan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia, Airlangga Hartarto, pada Rabu (6/11/2024) di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. Pertemuan tersebut membahas kemajuan perundingan kesepakatan perdagangan Indonesia-Kanada, yang dikenal dengan Indonesia-Canada Comprehensive Economic Partnership Agreement (ICA-CEPA).

"Kami akan berkoordinasi untuk penyelesaian ICA-CEPA secepatnya. Diharapkan, perundingan ini bisa segera diselesaikan dan ditandatangani dalam waktu dekat," ujar Menko Airlangga dalam pertemuan tersebut dalam keterangan tertulis, Kamis (7/11/2024).

Selain itu, Airlangga juga menyampaikan beberapa prioritas pemerintah Indonesia, termasuk fokus pada sektor energi, pangan, dan pengembangan energi baru terbarukan. "Kami berharap dapat memaksimalkan potensi energi baru terbarukan dan bekerja sama dengan Kanada dalam transisi energi nasional," kata Airlangga.

Kedua negara juga membahas berbagai potensi kerja sama yang dapat ditingkatkan, seperti rencana kunjungan misi dagang Kanada ke Indonesia  Desember mendatang. “Menteri Perdagangan Kanada dan lebih dari 200 delegasi bisnis Kanada akan datang untuk menjajaki peluang kerja sama di berbagai sektor dan memahami regulasi bisnis di Indonesia,” kata Dubes Dutton.

Dalam pertemuan itu, Dutton menyinggung berbagai proyek energi bersih yang akan dikerjakan kedua negara melalui kemitraan dalam Just Energy Transition Partnership (JETP), serta dukungan untuk aksesi Indonesia ke dalam Organisasi Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) dan Perjanjian Kemitraan Trans-Pasifik (CPTPP).

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement