REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meta memecat karyawan di berbagai unit, termasuk Instagram, WhatsApp, dan Reality Labs, seperti yang dilaporkan The Verge pada Rabu kemarin. Juru bicara Meta mengatakan, beberapa tim sedang melakukan perubahan untuk menyesuaikan diri dengan tujuan strategis jangka panjang dan rencana lokasi mereka.
"Ini termasuk pemindahan beberapa tim ke lokasi yang berbeda dan memindahkan karyawan ke peran yang berbeda. Dalam situasi seperti ini, ketika suatu peran dihapus, kami berusaha keras untuk menemukan kesempatan lain bagi karyawan yang terdampak," ujar juru bicara tersebut dikutip Channel News Asia, Kamis (14/10/2024).
Dalam laporan The Verge tidak disebutkan jumlah pasti pemecatan, namun mengindikasikan bahwa angka tersebut relatif kecil. Meta juga tidak memberikan komentar terkait jumlahnya.
Sementara, Financial Times melaporkan, Meta memecat dua lusin staf di Los Angeles karena diduga menggunakan kredit makan harian sebesar 25 dolar AS atau sekitar Rp 375 ribu untuk membeli barang rumah tangga, termasuk bantalan jerawat, gelas anggur, dan deterjen. Pemecatan ini terpisah dari restrukturisasi tim pada pekan lalu. Meta pun menolak untuk mengomentari laporan dari FT tersebut.
Sejak November 2022, Meta telah mengurangi sekitar 21 ribu pekerjaan untuk mengurangi biaya. CEO Mark Zuckerberg menyebut 2023 sebagai "tahun efisiensi." Saham Meta juga naik lebih dari 60 persen tahun ini.
Dalam laporan kuartal kedua 2024, Meta melebihi ekspektasi pasar untuk pendapatan dan memberikan perkiraan penjualan yang positif untuk kuartal ketiga. Ini menunjukkan bahwa pengeluaran iklan digital yang kuat di platformnya dapat menutupi biaya investasi dalam kecerdasan buatan.