Senin 07 Oct 2024 13:48 WIB

Cadangan Devisa Indonesia pada September 2024 Turun Tipis 

Cadangan devisa Indonesia pada akhir September berada di angka 149,9 miliar dolar AS.

Rep: Eva Rianti / Red: Gita Amanda
Bank Indonesia (BI) melaporkan posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir September 2024 berada di angka 149,9 miliar dolar AS. (ilustrasi)
Foto: Republika/Yasin Habibi
Bank Indonesia (BI) melaporkan posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir September 2024 berada di angka 149,9 miliar dolar AS. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) melaporkan posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir September 2024 berada di angka 149,9 miliar dolar AS. Angka tersebut mengalami penurunan tipis sebesar 0,3 miliar dolar AS dibandingkan posisi cadagan devisa pada akhir Agustus 2024 yang tercatat sebanyak 150,2 miliar dolar AS. 

“Perkembangan cadangan devisa tersebut antara lain dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah,” kata Kepala Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso dalam keterangan resmi, Senin (7/10/2024). 

Baca Juga

Denny menjelaskan, posisi cadangan devisa pada akhir September 2024 setara dengan pembiayaan 6,6 bulan impor atau 6,4 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor. 

“Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makro ekonomi dan sistem keuangan,” ujar dia. 

Lebih lanjut, Denny menuturkan, ke depan BI memandang cadangan devisa tetap memadai, sehingga mendukung ketahanan sektor eksternal. Menurutnya, prospek ekspor yang tetap positif, neraca transaksi modal dan finansial yang diperkirakan tetap mencatatkan surplus sejalan persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian nasional dan imbal hasil investasi yang menarik, mendukung terjaganya ketahanan eksternal. 

“Bank Indonesia juga terus memperkuat sinergi dengan pemerintah dalam memperkuat ketahanan eksternal sehingga dapat menjaga stabilitas perekonomian dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” ujarnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement