REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Sentral AS atau The Federal Reserve mengumumkan memangkas tingkat suku bunga acuan sebesar 50 basis poin (bps) dari 5,25—5,5 persen menjadi 4,75—5 persen. Pengumuman mengejutkan itu merupakan hasil rapat FOMC yang disampaikan pada Rabu (18/9/2024) waktu AS.
“Komite memutuskan untuk menurunkan kisaran target suku bunga dana Federal sebesar ½ poin persentase (50 bps) menjadi 4-¾ (4,75) hingga 5 persen,” isi keterangan resmi, dikutip dari federalreserve.gov, Kamis (19/9/2024).
Pemangkasan suku bunga sebesar 50 bps tersebut merupakan yang pertama kali sejak lebih dari empat tahun yang lalu atau pada Maret 2020. Penurunan FFR itu lebih besar dibandingkan dengan ekspektasi pasar sebesar 25 bps.
Pejabat The Fed yang memberikan suara untuk tindakan kebijakan moneter tersebut adalah Jerome Powell, John C. Williams, Thomas I. Barkin, Michael S. Barr, Raphael W. Bostic, Lisa D. Cook, Mary C. Daly, Beth M. Hammack, Philip N. Jefferson, Adriana D. Kugler, dan Christopher J. Waller. Sementara itu, yang memberikan suara menentang atas kebijakan itu yakni Michelle W. Bowman, yang lebih memilih untuk menurunkan kisaran target suku bunga dana federal sebesar 25 bps.
The Fed menjelaskan, kebijakan pemangkasan suku bunga itu dilakukan lantaran tingkat pengangguran di AS yang tinggi, serta meyakini tingkat inflasi AS yang bergerak menuju sasaran di angka 2 persen. Sementara, prospek ekonomi dinilai tidak pasti.
“Dalam mempertimbangkan penyesuaian tambahan terhadap kisaran target suku bunga dana federal, Komite akan menilai dengan cermat data yang masuk, prospek yang berkembang, dan keseimbangan risiko,” terangnya.
Lebih lanjut, The Fed menyampaikan akan terus mengurangi kepemilikannya atas sekuritas Treasury dan utang lembaga serta sekuritas yang didukung hipotek lembaga.
“Komite sangat berkomitmen untuk mendukung lapangan kerja maksimum dan mengembalikan inflasi ke sasarannya sebesar 2 persen,” jelasnya.
Dalam menilai sikap kebijakan moneter yang tepat, The Fed mengatakan akan terus memantau implikasi informasi yang masuk terhadap prospek ekonomi. Penilaian The Fed akan mempertimbangkan berbagai informasi, termasuk pembacaan tentang kondisi pasar tenaga kerja, tekanan inflasi dan ekspektasi inflasi, serta perkembangan keuangan dan internasional.
“Komite siap untuk menyesuaikan sikap kebijakan moneter sebagaimana mestinya jika muncul risiko yang dapat menghambat pencapaian sasaran Komite,” terangnya.