REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Neraca perdagangan Indonesia pada Agustus 2024 tercatat melanjutkan kondisi surplus, sehingga surplus terjadi 52 bulan berturut-turut sejak Mei 2020. Bank Indonesia (BI) menilai capaian surplus neraca perdagangan tersebut menopang ketahanan eksternal perekonomian Indonesia.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat surplus neraca perdagangan Indonesia pada Agustus 2024 sebesar 2,90 miliar dolar AS. Angka tersebut meningkat dibandingkan dengan surplus pada Juli 2024 sebesar 0,50 miliar dolar AS.
"Bank Indonesia memandang surplus neraca perdagangan ini positif untuk menopang ketahanan eksternal perekonomian Indonesia lebih lanjut," kata Asisten Gubernur Kepala Departemen BI Erwin Haryono dalam keterangan resmi, Selasa (16/9/2024).
Data BPS menunjukkan, surplus neraca perdagangan yang lebih tinggi terutama bersumber dari peningkatan surplus neraca perdagangan nonmigas. Neraca perdagangan nonmigas pada Agustus 2024 tercatat surplus sebesar 4,34 miliar dolar AS sejalan dengan ekspor nonmigas yang meningkat mencapai 22,36 miliar dolar AS.
Kinerja positif ekspor nonmigas tersebut didukung oleh ekspor komoditas berbasis sumber daya alam, seperti lemak dan minyak hewani/nabati (CPO), bijih logam, terak, dan abu maupun ekspor produk manufaktur seperti mesin dan perlengkapan elektrik, peralatan mekanis, serta kendaraan dan bagiannya.
Berdasarkan negara tujuan, ekspor nonmigas ke China, Amerika Serikat (AS), dan India tetap menjadi kontributor utama ekspor Indonesia. Defisit neraca perdagangan migas tercatat menurun mencapai 1,44 miliar dolar AS pada Agustus 2024, sejalan dengan penurunan impor migas yang lebih besar dari penurunan ekspor migas.
"Ke depan, Bank Indonesia terus memperkuat sinergi kebijakan dengan pemerintah dan otoritas lain guna terus meningkatkan ketahanan eksternal dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan," tutup Erwin.