Jumat 16 Aug 2024 10:38 WIB

Bamsoet Sorot Impor Melulu Lemahkan Kedaulatan Pangan, Sulit Hadapi Perubahan Iklim

Indonesia butuh investasi besar mulai beralih pada energi baru dan terbarukan.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Lida Puspaningtyas
Seorang petani berjalan di lahan sawahnya yang telah mengering di Kandanghaur, Indramayu, Jawa Barat, Kamis (1/8/2024). Puluhan hektar lahan sawah di daerah tersebut terancam gagal panen akibat kekeringan dan kesulitan mendapatkan irigasi.
Foto: ANTARA FOTO/Dedhez Anggara
Seorang petani berjalan di lahan sawahnya yang telah mengering di Kandanghaur, Indramayu, Jawa Barat, Kamis (1/8/2024). Puluhan hektar lahan sawah di daerah tersebut terancam gagal panen akibat kekeringan dan kesulitan mendapatkan irigasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Ketua MPR Bambang Soesatyo atau Bamsoet menyampaikan, Indonesia telah berkomitmen secara bertahap menekan emisi gas rumah kaca dengan mengurangi porsi penggunaan energi fosil dan mulai beralih pada energi baru dan terbarukan.

"Transisi energi ini merupakan pekerjaan besar yang membutuhkan investasi sangat besar, dan tidak akan tuntas hanya dalam tiga sampai lima tahun,"ujar Bamsoet dalam Sidang Tahunan MPR dan Sidang Bersama DPR - DPD Tahun 2024 di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (16/8/2024).

Baca Juga

Bamsoet menambahkan, saat ini strategi hilirisasi industri sudah memberikan hasil positif berupa nilai investasi pada industri pengolahan mineral yang meningkat pesat. Nilai ekspor nikel juga tumbuh sangat tinggi, yang membuat Indonesia menjadi negara penghasil nikel terbesar nomor satu di dunia.

Bamsoet juga menekankan meningkatnya populasi penduduk dunia khususnya di Indonesia, akan membutuhkan daya dukung bahan pangan yang lebih besar. Pada saat bersamaan, sektor pertanian sebagai penopang ketahanan pangan, justru menghadapi beragam tekanan; mulai dari makin sempitnya lahan pertanian, stagnasi produksi, meningkatnya frekuensi hama dan penyakit tumbuhan, makin mahalnya biaya produksi, serta ancaman perubahan iklim.

"Untuk menghindari risiko krisis pangan di masa yang akan datang, kita perlu menyiapkan strategi besar untuk menciptakan “kedaulatan pangan” Indonesia, bukan sekedar “ketahanan pangan”, yang acapkali mengandalkan impor bahan-bahan pangan dari luar negeri," tegas Bamsoet.

Dalan pidatonya, ia juga mengucapkan selamat kepada Presiden dan Wakil Presiden terpilih Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. Ia meminta kepada keduanya agar tetap menjaga kesibambungan pembangunan nasional.

"Selain ucapan selamat atas mandat yang diberikan oleh rakyat Indonesia, kami juga mengharapkan kesinambungan pembangunan nasional. Momentum tersebut perlu terus kita jaga dan pelihara bersama. Tugas ini tentu tidaklah ringan, karena tantangan akan terus datang, baik dari dalam maupun dari luar," harap Bamsoet.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement