Selasa 06 Aug 2024 14:50 WIB

Resesi AS Mengintai, Indonesia Justru Untung? Ini Kata Kemenkeu

Suku bunga 10 tahun AS sudah turun cukup tajam dalam beberapa hari ini.

Rep: Eva Rianti/ Red: Gita Amanda
Ancaman resesi Amerika Serikat (AS) kian bergulir, seiring dengan berbagai indikator ekonomi AS yang semakin memburuk. (ilustrasi)
Foto: Republika/Prayogi
Ancaman resesi Amerika Serikat (AS) kian bergulir, seiring dengan berbagai indikator ekonomi AS yang semakin memburuk. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ancaman resesi Amerika Serikat (AS) kian bergulir, seiring dengan berbagai indikator ekonomi AS yang semakin memburuk. Alih-alih khawatir akan berdampak pada turut memburuknya kondisi ekonomi Indonesia, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) justru menilai adanya dampak positif dari kondisi itu, setidaknya hingga saat ini.

Hal itu disampaikan oleh Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan (BKF Kemenkeu) Febrio Kacaribu. Febrio menyoroti pada persoalan ditahannya suku bunga The Federal Reserve per akhir semester 1/2024 ini, disertai adanya sinyal kuat suku bunga akan dipangkas pada September 2024 mendatang. 

Baca Juga

Ia menuturkan, sebelum kebijakan suku bunga AS nanti akan turun pun, suku bunga 10 tahun AS sudah turun cukup tajam dalam beberapa hari ini. Saat ini diketahui angkanya berada di sekitar 3,7 persen.

“Itu akan terlihat nanti, dan sudah mulai kelihatan di suku bunga SBN rupiah kita, kemarin itu sudah turun ke 6,77, artinya kita akan melihat dinamika global tersebut kalau memang turun (suku bunga AS) karena memang harus mereka adjust, justru dampaknya harusnya positif bagi kita,” kata Febrio kepada wartawan di Kantor Kemenkeu, Selasa (6/8/2024).

Febrio menekankan dalam konteks untuk stabilitas makro ekonomi Indonesia, dampak dari buruknya ekonomi AS sejauh ini sebagian besar terpantau berefek positif. “Sementara ini mostly positif kalau suku bunga AS diturunkan itu membuat tekanan untuk capital outflow harusnya bisa berkurang, artinya tingkat suku bunga kita di dalam negeri, dalam rupiah terutama itu akan relatif cukup menarik bagi investor. Ini yang kita pantau hari demi hari,” jelasnya.

Melihat kondisi itu sejauh ini, Febrio mengatakan kondisi itu harus terus dikawal, seiring dengan pergerakan indikator-indikator ekonomi yang berkembang. Sehingga Indonesia pun bisa mengantisipasi jika ada kemungkinan dampak-dampak negatif atas memburuknya perekonomian di Negeri Paman Sam dan ketidakpastian ekonomi global.

“Itu yang harus kita pastikan dan kita kawal, dinamika ini kita kelola hari demi hari minggu demi minggu supaya apa yang kita kalibrasi dan kebijakan yang kita lakukan dalam negeri justru memastikan ketidakpastian ini tidak berdampak negatif bagi kita. Tetapi bagaimana ini kita gunakan supaya justru memperbaiki dan mendapatkan peluang bagi kita memperbaiki struktur dari pembiayaan kita,” terangnya.

Menko Perekonomian justru meminta waspadai resesi AS... (baca di halaman selanjutnya)

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement