Selasa 09 Jul 2024 12:51 WIB

Aktivis Yordania Semakin Keras Serukan Boikot Produk Asing Pro-Israel

Boikot yang terorganisir dengan baik adalah sebuah tindakan perlawanan.

Rep: Frederikus Bata/ Red: Gita Amanda
Aktivis Yordania, anggota serikat pekerja dan tokoh partai menyerukan penguatan boikot terhadap merek dan barang-barang pro-Israel. (ilustrasi)
Foto: Republika/Daan Yahya
Aktivis Yordania, anggota serikat pekerja dan tokoh partai menyerukan penguatan boikot terhadap merek dan barang-barang pro-Israel. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aktivis Yordania, anggota serikat pekerja dan tokoh partai menyerukan penguatan boikot terhadap merek dan barang-barang pro-Israel. Mereka mendorong agar barang-barang yang po-Israel itu, diganti dengan produk alternatif nasional.

Hal ini terjadi dalam konferensi yang diadakan pada akhir pekan lalu, diadakan oleh Komite Perlindungan Tanah Air dan Penolakan Normalisasi dari Sindikat Insinyur Yordania. Para peserta menekankan perlunya kampanye boikot. Kemudian  terus mempertahankan reputasi produk dalam negeri. Caranya harus berkontribusi pada peningkatan kualitas produk nasional tersebut.

Baca Juga

Wakil Ketua Sindikat Insinyur Yordania menyinggung situasi di jalur Gaza. Ia menegaskan, ada pembantaian di sana. Oleh karena itu, mereka perlu ikut melakukan perlawanan.

Boikot produk Israel salah satu opsi yang bisa dilakukan. Mereka juga mengajak masyarakat untuk memboikot produk perusagaan asing yang mendanai aksi Israel. Termasuk yang mendukung mesin militer negeri yang dipimpin Benjamin Netanyahu itu.

"Boikot yang terorganisir dengan baik adalah sebuah tindakan perlawanan. Paling tidak itu dapat dilakukan. Melalui hal tersebut berkontribusi pada perjuangan kebenaran melawan ketidakadilan," kata Fawsi, dikutip dari Nusantara Palestina Center, Selasa (9/7/2024).

Ia menerangkan, tindakan boikot juga bertujuan mendidik generasi terbaru mereka. Sehingga anak-anak muda memiliki semangat perlawanan. Kemudian berinteraksi dengan isu-isu kemanusiaan internasional.

Ketua Komite Perlindungan Tanah Air dan Penolakan Normalisasi, Sobhi Abu Zaghlan turut bersuara. Ia melihat dampak dari kampanye boikot ini. Ada penurunan pemakaian produk asing atau lebih tepatnya barang komersil pro-Israel. Beberapa brand bahkan ditutup alias tidak beroperasi lagi.

"Penutupan banyak merek mereka di pasar lokal, sejalan dengan meningkatnya keinginan masyarakat Yordania untuk membeli produk Yordania," ujar Abu Zaghlan.

Berbagai situasi tersebut membuat kelompok ini terus bergerak. Sasarannya agar masyarakat setempat semakin giat menjalankan aksi boikot seperti yang didengungkan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement