REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat Bey Triadi Machmudin meminta Bank Jabar Banten (BJB) untuk memperkuat praktik pengelolaan risiko guna meminimalisasi dampak berbagai perubahan global.
"Dunia yang semakin dinamis dan produktif ini, kita menghadapi berbagai tantangan yang menuntut inovasi," kata Bey di Bandung, Jawa Barat, Ahad (26/5/2024).
Cara yang bisa dilakukan BJB, kata Bey, untuk terus meningkatkan kualitas pelayanan, memperkuat teknologi, dan menjalin kemitraan strategis dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangan di masa depan.
Lebih lanjut, menurut Bey, sebagai bank yang berakar kuat di tanah Pasundan, sejauh ini BJB yang kini berusia 63 tahun, telah menunjukkan dedikasi dan komitmen dalam memberikan pelayanan perbankan terbaik kepada masyarakat dengan menunjukkan kerja keras, profesionalisme, dan integritas seluruh jajarannya.
Hal tersebut, terlihat dalam laporan keuangan kuartal pertama tahun 2024 yang menunjukkan pertumbuhan 12 persen dalam total pinjaman dan penjamin sampai Rp 130,5 triliun.
"Menandakan komitmen kuat BJB dalam menjalankan akses keuangan yang lebih luas," ucapnya.
Selain itu, Bey juga meminta BJB untuk memiliki peran dalam menurunkan angka pinjaman ilegal dengan meningkatkan literasi masyarakat mengenai bahaya pinjaman online (pinjol).
"Jabar memiliki jumlah pinjol tertinggi Rp16,5 triliun. Saya harap ini menurun dan ada peran bank BJB untuk memberikan literasi tentang bahaya pinjol," ucap Bey.
Bey juga ingin mendorong semua BUMD Jabar untuk terus bersinergi dan bertumbuh bersama untuk memberikan yang terbaik bagi masyarakat.
"Mari kita terus memperkuat semangat kebersamaan ini. BUMD Jabar tingkatkan sinergi untuk tumbuh bersama memberikan yang terbaik bagi masyarakat," kata Bey.