Rabu 15 May 2024 17:30 WIB

Dirut Pertamina: Potensi Bisnis Petrokimia Masih Sangat Besar

Pertamina punya target produksi petrokimia sebesar 7,5 juta ton per tahun pada 2030.

PT Kilang Pertamina Internasional berkomitmen untuk mengembangkan kilang-kilang yang beroperasi saat ini untuk menghasilkan produk-produk yang lebih ramah lingkungan.
Foto: dok Pertamina
PT Kilang Pertamina Internasional berkomitmen untuk mengembangkan kilang-kilang yang beroperasi saat ini untuk menghasilkan produk-produk yang lebih ramah lingkungan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama PT  Pertamina (Persero) Nicke Widyawati menyampaikan bahwa potensi pengembangan bisnis petrokimia di Indonesia masih sangat besar.

"Saat ini potensi gas to petrochemical dapat dikembangkan sebagai salah satu upaya dalam mendukung pencapaian target Net Zero Emission," ungkap Nicke, kemarin.

Baca Juga

Selain itu, Nicke juga mengharapkan ada kerangka peta jalan (framework roadmap) yang perlu disiapkan terkait pengembangan bisnis petrokimia di Indonesia. Hal itu meliputi berbagai aspek, antara lain transportasi, distribusi, infrastruktur maupun insentif fiskal, kata Nicke saat berbicara pada acara National Petrochemical Conference (NPC) 2024.

NPC 2024 diselenggarakan oleh PT Kilang Pertamina Internasional dan PT Tuban Petrochemical Industries yang merupakan anak usaha PT Pertamina (Persero). Kehadiran NPC diharapkan dapat menjadi wadah bagi para pemangku kepentingan industri petrokimia nasional membangun kerja sama, komunikasi dan jaringan, berbagi pengetahuan dan pengalaman, serta mencari solusi atas tantangan dan kendala yang dihadapi industri petrokimia nasional.

 

Dalam kesempatan tersebut, Direktur Utama Kilang Pertamina Internasional (KPI) Taufik Aditiyawarman menyampaikan bahwa saat ini terbuka tiga opsi pengembangan bisnis petrokimia di KPI. Yakni skema joint venture, strategic agreement, dan merger & acquisition.

Taufik menambahkan, KPI memiliki target produksi petrokimia sebesar 7,5 juta ton per tahun pada 2030. Produksi saat ini di angka 1,9 juta ton per tahun.

Sementara itu Direktur Utama PT Tuban Petrochemical Industries, Sukriyanto, membahas pembiayaan infrastruktur industri petrokimia nasional dengan cara public private partnership. Melalui metode ini, pemerintah bersama swasta dapat berbagi manfaat dan biaya untuk memacu percepatan pembangunan infrastruktur petrokimia pada satu kawasan terpadu, sehingga diperoleh efisiensi dalam pembiayaan dan penggunaan infrastruktur tersebut.

Pada kesempatan yang sama, Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita menyampaikan bahwa peluang investasi baru juga masih terbuka untuk pengembangan petrokimia. Pertamina diharapkan terus memberikan perhatian khusus untuk pertumbuhan produksi petrokimia, diantaranya Naphtha untuk pemenuhan kebutuhan dalam negeri.

"Saya juga mengharapkan Pertamina untuk mampu memasok bahan baku petrokimia baik dari sisi hulu, intermediate dan juga hilir," ungkap Agus.

NPC 2024 mengusung tema utama "Membangun Ketahanan Industri Petrokimia Nasional di Tengah Ketidakpastian Ekonomi Regional dan Global" sesuai dengan tantangan yang dihadapi oleh pelaku industri petrokimia nasional saat ini, dimana terdapat ketidakstabilan harga bahan baku maupun produk petrokimia sebagai akibat kurang baiknya kondisi geopolitik global.

Situasi ini memberikan risiko penurunan pendapatan, kenaikan biaya produksi dan operasi, serta tergerusnya laba hingga terciptanya rugi bersih pada perusahaan.

 

sumber : ANTARA

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement