Jumat 10 May 2024 12:32 WIB

Xiaomi SU7 Alami Kerusakan Fatal Setelah 39 Kilometer Perjalanan

Kerusakan yang terjadi pada mobil ini tidak dapat diperbaiki.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Friska Yolandha
Pendiri dan CEO Xiaomi Technology Lei Jun, memberikan paparannya saat peluncuran mobil listrik Xiaomi SU7 di Beijing, Cina, Kamis (28/3/2024). Xiaomi merilis mobil listrik pertamanya di Cina yang dijual dengan harga mulai dari Rp474 juta hingga Rp658 juta. Ada tiga varian Xiaomi SU7 yakni standard, pro dan max.
Foto: EPA-EFE/WU HAO
Pendiri dan CEO Xiaomi Technology Lei Jun, memberikan paparannya saat peluncuran mobil listrik Xiaomi SU7 di Beijing, Cina, Kamis (28/3/2024). Xiaomi merilis mobil listrik pertamanya di Cina yang dijual dengan harga mulai dari Rp474 juta hingga Rp658 juta. Ada tiga varian Xiaomi SU7 yakni standard, pro dan max.

REPUBLIKA.CO.ID, XIAMEN -- Kecelakaan misterius melibatkan mobil yang sedang naik daun, Xiaomi SU7, menggemparkan publik. Sebuah laporan baru-baru ini mengungkapkan bahwa sebuah unit Xiaomi SU7 mengalami kegagalan yang fatal hanya setelah menempuh jarak 39 kilometer dari toko.

Tidak hanya itu, kerusakan yang terjadi pada mobil ini juga tidak dapat diperbaiki, sehingga memaksa toko untuk mengembalikannya ke pabrik untuk analisis lebih lanjut. Salah satu pembeli awal Xiaomi SU7 yang telah lama menantikan kedatangan mobilnya, Tuan Wen menerima pengiriman mobilnya pada tanggal 4 Mei lalu.

Baca Juga

Wen mengalami kejadian yang mengkhawatirkan hanya dua hari kemudian. Saat mobil tersebut melaju dengan kecepatan tinggi, tiba-tiba mengalami kerusakan yang membuatnya mogok di jalan. Tampaknya ada masalah serius pada sistem penggerak yang membuat mobil tidak dapat berpindah antara berkendara dan mundur.

Video yang diposting oleh pemilik mobil tersebut menunjukkan mobil Xiaomi SU7 terparkir di pinggir jalan dengan lampu peringatan bahaya menyala. Layar infotainment menampilkan pesan yang menginstruksikan untuk menepi dengan aman dan menghubungi pusat layanan daring. Namun, upaya untuk memperbaiki masalah tersebut tidak berhasil, dan mobil akhirnya harus ditarik kembali ke pusat pengiriman.

Pusat Pengiriman Xiang'an, yang menerima keluhan dari Tuan Wen, mengonfirmasi bahwa mereka tidak dapat menentukan penyebab pasti kerusakan yang dialami oleh Xiaomi SU7 tersebut. Bahkan, setelah upaya perbaikan, mobil itu masih tetap tak berfungsi dan harus dikirim ke pabrik untuk dilakukan analisis lebih lanjut.

Yang menjadi sorotan dalam peristiwa ini adalah respons dari Tuan Wen yang meminta penggantian mobil baru daripada pengembalian uang. Namun, permintaannya itu tidak dapat dipenuhi oleh Xiaomi karena mobil yang sedang diproduksi sudah dialokasikan kepada pembeli lain.

Tidak hanya itu, sebelum insiden ini, Xiaomi SU7 telah menjadi sorotan karena masalah kualitas yang terjadi. Salah satunya adalah ketidakmampuan fungsi Autonomous Emergency Braking (AEB) untuk beroperasi pada kecepatan di atas 135 km/jam, yang diklaim oleh Xiaomi akan diperbaiki melalui pembaruan perangkat lunak secara daring (OTA).

Xiaomi yang telah mencatat penjualan yang mengesankan dalam pasar kendaraan energi baru untuk mobil dengan harga di atas 200 ribu yuan (sekitar Rp 444 juta). Dengan insiden ini, mereka dihadapkan pada tantangan untuk menjaga reputasi dan kualitas produknya di masa depan. Selain itu, layanan pelanggan perusahaan juga sedang berupaya menegosiasikan pengembalian dana dan kompensasi atas biaya yang telah dikeluarkan oleh Tuan Wen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement