Ahad 28 Apr 2024 11:16 WIB

Beranikah Columbia University Divestasi dari Perusahaan Terkait Israel? 

Endowment fund milik Columbia University mencapai 13,6 miliar dolar AS

Mahasiswa pro-Palestina terus berkemah di kampus Columbia University untuk memprotes hubungan universitas tersebut dengan Israel, di New York, New York, AS, 24 April 2024.
Foto:

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK – Aksi mahasiswa di AS yang menentang Israel masih terus berlangsung, termasuk di Columbia University. Tuntutan mereka, di antaranya mendesak pihak universitas menarik dana investasi dari perusahaan yang mengambil keuntungan dari aksi militer Israel di Gaza. 

Dana abadi atau endowment fund milik Columbia University, menurut CNN, Sabtu (27/4/2024) mencapai 13,6 miliar dolar AS dan dikelola oleh perusahaan investasi mereka sendiri. Dana tersebut diinvestasikan ke berbagai sektor bisnis. 

Baca Juga

Columbia University Apartheid Divest, koalisi kelompok mahasiswa yang melakukan protes, menuntut divestasi dana abadi universitas dari perusahaan senjata dan teknologi yang menjalin bisnis dengan Pemerintah Israel. 

‘’Perusahaan-perusahaan itu mengambil keuntungan dari kebijakan apartheid, genosida, dan pendudukan militer Israel atas wilayah Palestina,’’ demikian Columbia University Apartheid Divest menguraikan alasannya atas tuntutan mereka ke pihak universitas. 

Tuntutan semacam itu, bukanlah yang pertama kali dilakukan mahasiswa Columbia University. Pada 1968, mereka menduduki berbagai bangunan universitas untuk membangun kesadaran mengenai dampak Perang Vietnam, yang melibatkan AS. 

Mereka juga melakukan mogok makan demi dihentikannya perang di Vietnam itu.  Pada 2000, pihak universitas mendirikan sebuah komite yang memberikan masukan mengenai investasi yang juga mempertimbangkan tanggung jawab. 

Komite ini berisi mahasiswa, fakultas, dan alumni yang memberikan masukan para manajer investasi dana abadi universitas. 

Mereka bisa menyampaikan usulan divestasi di sebuah perusahaan melalui prosedur resmi.

Dalam konteks Israel, Columbia University Apartheid Divest menyerahkan proposalnya kepada komite tersebut untuk menarik investasi pada Desember lalu. Meski demikian, usulan mereka belum menuai hasil. 

Pekan lalu, mahasiswa di Columbia College, yang berisi mahasiswa S1, melakukan pemungutan suara untuk mendukung usulan divestasi tersebut. Mereka terus mendorong manajemen universitas menerima proposal divestasi itu. 

‘’Kami membangun legasi mahasiswa terdahulu berpuluh-puluh tahun lalu yang menyerukan kebebasan, liberasi, kesetaraan, dan mengakhiri sistem apartheid di seluruh dunia,’’ kata Catherine Elias, pimpinan kelompok mahasiswa Columbia University kepada CNN awal pekan ini. 

Saat ini, ada lima area di mana manajer investasi Columbia University menghindarkan diri untuk berinvestasi di sana, yaitu tembakau, operasi penjara swasta, batu bara thermal, Sudan, dan bahan bakar fosil. Keputusan ini ditetapkan sudah berpuluh-puluh tahun lalu. 

Misalnya, pada 1980-an, sekelompok mahasiswa Columbia mengawali seruan untuk memutus hubungan finansial dengan perusahaan-perusahaan yang menjalankan bisnis di Afrika Selatan (Afsel). Ini merujuk kebijakan apartheid, berupa pemisahan secara rasial kala itu. 

Senat mahasiswa menyetujui desakan divestasi dengan dukungan mayoritas pada 1983, sayangnya trustee universitas menolaknya. Lalu, April 1985, mahasiswa melakukan demokstrasi selama tiga pekan menentang investasi Columbia di Afsel. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement