Selasa 19 Mar 2024 23:03 WIB

Rima Ginanjar, Arsitek Pertama Indonesia yang Mengusung Desain Zero Carbon

Rima Ginanjar menggeluti dunia desain terinspirasi dari Alquran.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Nora Azizah
CEO of Rima Ginanjar Architects, Rima Ginanjar saat wawancara khusus bersama Republika di Jakarta, Selasa (19/3/2024).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
CEO of Rima Ginanjar Architects, Rima Ginanjar saat wawancara khusus bersama Republika di Jakarta, Selasa (19/3/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rima Ginanjar dikenal sebagai arsitek pertama Indonesia yang berkomitmen pada desain zero carbon. Menariknya, keputusan Rima untuk menggeluti desain zero carbon itu terinspirasi dari ayat suci Alquran.

Kala itu, tepatnya pada tahun 2015, Rima tengah mengalami burn out akibat beban perkuliahan di Curtin University, Perth, Western Australia. Rima yang mengambil jurusan Architecture merasa bahwa jurusan tersebut sangatlah melelahkan dan menguras fisik, mental, serta emosional.

Baca Juga

Di tengah kondisi tersebut, Rima yang rutin mengikuti pengajian atau Liqo di Perth, akhirnya meluapkan kegelisahannya kepada sang guru. “Dan guru saya itu jawabnya pakai ayat Alquran. Guru saya itu jelasin kalau manusia itu apalagi arsitek mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap lingkungan,” kata Rima.

Jawaban dari sang guru, entah bagaimana bisa memberi semacam amunisi bagi Rima untuk bersemangat kembali kuliah. Selain itu, dia pun menjadi berkeinginan untuk mendalami arsitektur sustainable. Rima akhirnya melanjutkan studi pascasarjana Sustainable Environmental Design in Architecture (SEDA) di University of Liverpool.

“Kenapa di UK, karena memang di sana sudah lebih advance ya dalam hal green architect, zero carbon design, dan sustainability-nya. Dan setelah kuliah di sini, aku semakin paham betapa mendesaknya aksi keberlanjutan itu terutama di sektor bangunan,” kata Rima saat diwawancara Republika di kantor Rima Ginanjar Architects, Menara 165, Jakarta, Selasa (19/3/2024).

Selama beberapa tahun menetap di Inggris, Rima juga bertemu Norman Foster yang memberikannya inspirasi. Di Foster and Partners di London, Rima belajar banyak tentang sustainable architecture dan teknologi fabrikasi.

Komitmen dan passionnya terhadap arsitektur zero carbon mengantarkannya pada berbagai penelitian dan menjelajahi belasan negara maju, sehingga ia melihat adanya kesenjangan antara gedung-gedung di Indonesia dan dunia.

Setelah lulus dari studinya, Rima Ginanjar kemudian membangun perusahaan arsitektur pada 2020 bersama suaminya di Jakarta, bernama Rima Ginanjar Architects. Melalui firma arsiteknya, Rima berkomitmen untuk menjadi penggemar serta eye-opener untuk menciptakan kehidupan yang energi efisien.

“Bayangkan jika satu gedung bisa menghemat hingga 60 sampai 100 persen energinya, dikalikan dengan 1000 bangunan, maka berapa banyak uang yang dapat kita hemat untuk digunakan dalam pembangunan kesejahteraan umat manusia,” kata Rima.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement