REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjelaskan, kenaikan harga beras saat ini tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga di seluruh dunia. Ia menyebut, kenaikan harga beras terjadi karena perubahan iklim yang mengakibatkan gagal panen.
Hal ini disampaikan Jokowi kepada masyarakat penerima bantuan beras di Gudang Bulog GDT (Gudang Daerah Tertinggal) Huta Lombang, Kabupaten Padang Lawas, Sumatra Utara, Jumat (15/3/2024).
"Ada perubahan iklim, ada yang panen gagal karena perubahan iklim, hujan terlalu deras, kering terlalu panjang, banyak negara yang juga sama dengan kita gagal panen sehingga karena suplainya sedikit, yang makan tetap atau tambah banyak sehingga harganya naik," ungkap Jokowi, dikutip dari siaran pers Sekretariat Presiden.
Untuk membantu masyarakat menghadapi kenaikan harga beras, Jokowi pun menyerahkan bantuan pangan cadangan beras pemerintah kepada keluarga penerima manfaat (KPM).
"Jadi Bapak Ibu sekalian, beras ini diberikan kepada Bapak Ibu karena harga beras sekarang naik," ujar Jokowi.
Jokowi menyampaikan, ke depannya bantuan tersebut akan dilanjutkan apabila Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) mencukupi.
"Nanti kalau APBN kita lihat ada ruang untuk anggaran ini akan dilanjutkan, tapi janji dari pemerintah sampai bulan Juni dulu," kata dia.
Turut mendampingi dalam acara ini, yakni Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi, Pj Gubernur Sumatra Utara Hassanudin, dan Pj Bupati Padang Lawas Edy Junaedi.