REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Produsen ponsel pintar terbesar kelima di China, Xiaomi akan memulai pengiriman kendaraan listrik (EV) pertamanya pada bulan ini, Selasa (12/3/2024). Xiaomi berniat memperluas bisnisnya ke industri otomotif dalam persaingan yang semakin ketat di pasar mobil terbesar di dunia.
Dalam sebuah postingan di platform media sosial Weibo, Xiaomi mengumumkan bahwa mereka akan mulai menerima pesanan untuk sedan Speed Ultra 7 (SU7) di 59 toko mereka di 29 kota di seluruh China. Acara peluncuran resmi dijadwalkan pada 28 Maret 2024, bersamaan dengan pengumuman label stiker baru untuk EV tersebut.
Data menunjukkan peningkatan penjualan kendaraan listrik di China sebesar 18 persen selama Januari-Februari, atau mendekati pertumbuhan 21 persen sepanjang 2023. Dalam menghadapi permintaan domestik yang menurun, pemimpin pasar BYD memimpin serangkaian pemotongan harga besar-besaran untuk menarik konsumen.
CEO Xiaomi, Lei Jun menyatakan bahwa perusahaannya bertekad untuk menjadi salah satu dari lima produsen mobil terbesar di dunia. Pada peluncuran SU7 pada Desember lalu, Lei mengklaim bahwa kendaraan listrik Xiaomi memiliki teknologi "motor listrik super" yang dapat memberikan akselerasi lebih cepat daripada kendaraan Tesla dan Porsche.
“Mobil-mobil Xiaomi bergerak dari nol menjadi satu dalam tahap pertumbuhan yang sangat berbeda dan menghadapi ekspektasi pengguna yang sangat berbeda dibandingkan ketika ponsel pintar Xiaomi. Mobil Xiaomi harus berbeda, dan aspek yang paling penting adalah teknologi pintar,” kata Lei, dilansir Reuters, Rabu (13/3/2024).
Diversifikasi ke industri otomotif merupakan langkah strategis bagi Xiaomi, mengingat stagnasi permintaan ponsel pintar. Dengan memanfaatkan popularitas produk-produk elektroniknya, Xiaomi berharap dapat menarik pelanggan yang sudah ada ke produk mobil listriknya.
Xiaomi bermitra dengan BAIC Group, sebuah unit produsen mobil milik negara, untuk memproduksi mobil listriknya di pabrik Beijing. Dengan kapasitas produksi tahunan sebanyak 200 ribu kendaraan, Xiaomi berencana untuk menginvestasikan 10 miliar dolar AS (sekitar Rp 155,7 triliun) dalam sektor otomotif selama satu dekade.
Meskipun persaingan di pasar mobil listrik China semakin ketat, Xiaomi berada di posisi yang unik dengan popularitas mereknya dan dukungan dari infrastruktur produksi yang kuat.