Sabtu 09 Mar 2024 22:10 WIB

Pelaku Usaha RI Diajak Genjot Ekspor Pangan ke Jepang

Sebab 63 persen pasokan pangan di Jepang masih berasal dari impor.

Pembeli memilih sayuran di pasar di Tokyo, Rabu (20/5) (ilustrasi).
Foto: AP Photo/Eugene Hoshiko
Pembeli memilih sayuran di pasar di Tokyo, Rabu (20/5) (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Duta Besar RI untuk Jepang Heri Akhmadi mengajak pelaku usaha untuk menggenjot ekspor komoditas pangan ke Jepang. Sebab 63 persen kebutuhan produk makanan dan minuman di Jepang masih berasal dari impor.

Pelaku usaha Indonesia perlu memanfaatkan peluang ini untuk memperkenalkan produk Indonesia yang tentunya dapat diterima oleh selera konsumen Jepang. "Hal ini penting dilakukan mengingat Jepang memiliki ketergantungan yang cukup tinggi pada produk makanan dan minuman impor," kata Heri dalam pernyataannya di Tokyo, Sabtu (9/3/2024).

Baca Juga

Pernyataan tersebut disampaikan dalam ajang FOODEX JAPAN 2024 ke-49 di Tokyo yang digelar pada 5–8 Maret 2024.

Dia menambahkan kehadiran Indonesia dalam berbagai kegiatan promosi sangat berperan dalam mempertahankan eksistensi dan memperluas jaringan pemasaran produk RI di pasar Jepang. 

Adapun produk makanan dan minuman yang banyak beredar di Jepang utamanya berasal Amerika Serikat, China, dan Thailand. Untuk itu, lanjut Heri, peluang tersebut menjadi kesempatan Indonesia untuk lebih memperkuat ekspor produk pangan ke Jepang.

Kehadiran Paviliun Indonesia di FOODEX JAPAN 2024, merupakan kolaborasi Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Tokyo, Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian, Kementerian Pertanian, Bank Indonesia Tokyo, BNI Cabang Tokyo, Indonesia Trade Promotion Center Osaka dan didukung oleh Sekretaris Jenderal AJC, Kunihiko Hirabayashi.

Pada hari pertama pameran berlangsung penandatanganan nota kesepahaman (MoU) transaksi perdagangan antara PT Indowooyang dengan Tokai Denpun, Co. Ltd untuk pembelian produk ubi belu senilai 9,8 juta dolar AS atau Rp 153,4 miliar untuk periode 2024-2026.

Ekspor produk makanan, minuman dan pertanian Indonesia ke Jepang 2023 mencapai 24,4 miliar dolar AS, turun 15 persen dibandingkan 2022. Kontribusi ekspor Indonesia ini masih kurang dari satu persen dari total impor Jepang, sehingga sangat diperlukan dukungan konkret untuk memperluas pemasaran produk Indonesia di Jepang.

Paviliun Indonesia dalam FOODEX JAPAN 2024 memfasilitasi 28 pelaku usaha makanan dan minuman Indonesia dari sektor rempah dan olahannya, ubi beku, produk olahan unggas, camilan dari buah kering, biskuit, dan perlengkapan dapur (tisu). Peserta terpilih telah melalui seleksi ketat yang mengutamakan pada aspek standar produk, sertifikasi dan persyaratan keamanan pangan di Jepang.

Pameran FOODEX 2024 diikuti oleh lebih dari 2.879 peserta dari 68 negara di antaranya Amerika Serikat, Taiwan, Meksiko, Australia, Belgia, Brazil, Swiss, Thailand, Turki, Vietnam, dan Kolombia.

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement