Kamis 07 Mar 2024 21:54 WIB

DPR Telusuri Penyebab Kenaikan Harga Pakan

Pemerintah telah impor 500 ribu ton jagung untuk penuhi kebutuhan pakan ternak.

Pembeli memilah telur di pasar tradisional Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Senin (4/3/2024). Sepekan menjelang bulan suci Ramadhan 1445 Hijriah, sejumlah harga pangan pokok mulai merangkak naik di Pasar Minggu. Untuk harga daging ayam mengalami kenaikan Rp2.000 sampai Rp3.000 dari harga Rp32.000 per ekor, kini seharga Rp35.000 per ekor, harga telur sebelumnya Rp27.000 menjadi Rp30.000 sementara untuk harga daging sapi mengalami kenaikan sebesar Rp10.000 dari Rp125.000 per kilogram kini mencapai Rp135.000 per kilogram. kenaikan tersebut dikeluhkan sejumlah pedagang, pasalnya, daya beli masyarakat mengalami penurunan imbas dari melonjaknya sejumlah harga pangan pokok lainnya.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Pembeli memilah telur di pasar tradisional Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Senin (4/3/2024). Sepekan menjelang bulan suci Ramadhan 1445 Hijriah, sejumlah harga pangan pokok mulai merangkak naik di Pasar Minggu. Untuk harga daging ayam mengalami kenaikan Rp2.000 sampai Rp3.000 dari harga Rp32.000 per ekor, kini seharga Rp35.000 per ekor, harga telur sebelumnya Rp27.000 menjadi Rp30.000 sementara untuk harga daging sapi mengalami kenaikan sebesar Rp10.000 dari Rp125.000 per kilogram kini mencapai Rp135.000 per kilogram. kenaikan tersebut dikeluhkan sejumlah pedagang, pasalnya, daya beli masyarakat mengalami penurunan imbas dari melonjaknya sejumlah harga pangan pokok lainnya.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDARLAMPUNG -- Ketua Komisi IV DPR RI Sudin mengatakan pihaknya akan segera menelusuri penyebab kenaikan harga pakan ternak, yang mengakibatkan harga telur naik.

"Ketika mau Ramadhan dan Idul Fitri yang akan mengalami kenaikan adalah daging, gula, minyak, tepung terigu, dan telur ini naik dari Rp 25 ribu per kilogram menjadi Rp 30-31 ribu per kilogram," katanya dalam kunjungan kerja spesifik Komisi IV DPR RI di Bandarlampung, Lampung, Kamis (7/3/2024).

Baca Juga

Ia mengatakan melihat hal tersebut maka pihaknya akan menjalin komunikasi dengan peternak sekaligus menelusuri penyebab kenaikan harga pakan ternak yang mengakibatkan kenaikan harga telur.

"Kami akan memanggil peternak dan berdiskusi terkait kenaikan harga telur, karena pakannya berupa jagung itu mengalami kenaikan juga. Dan, nanti kami juga akan meminta bantuan kepada Bulog mengenai ketersediaan pasokan jagung ini," kata Sudin.

Dia menjelaskan beberapa waktu lalu pemerintah melalui Bulog telah mengimpor 500 ribu ton jagung untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak.

"Akan tetapi, ini kita cek dahulu kalau petani sudah mulai panen, maka jangan impor, kasihan petani, nanti pemerintah yang salah kalau impor di masa panen," ucap dia.

Menurut Sudin, impor jagung tersebut hanya bertujuan untuk menekan harga pakan ternak yang mengalami kenaikan dalam beberapa waktu.

"Harapannya dapat segera ditemukan solusi untuk menurunkan harga telur di pasaran dan pakan ternak dengan tetap memperhatikan petani serta peternak," tambahnya.

Di Pasar Rakyat Way Halim Kota Bandarlampung, untuk harga telur ayam mencapai Rp 30 ribu-Rp 35 ribu per kilogram dari harga normal Rp 27 ribu per kilogram.

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement