Jumat 01 Mar 2024 07:10 WIB

Kemenko Marves: Harga Nikel Perlu Diseimbangkan Agar Dorong Hilirisasi

Tingginya harga nikel bisa membuat permintaan terhadap nikel turun di masa mendatang.

Foto udara kawasan tambang ore nikel di Desa Lalampu, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, Ahad (7/1/2024). Hasil tambang di desa tersebut selanjutnya diolah pada sejumlah smelter pada kawasan industri nikel yang ada di Morowali.
Foto: ANTARA FOTO/Mohamad Hamzah
Foto udara kawasan tambang ore nikel di Desa Lalampu, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, Ahad (7/1/2024). Hasil tambang di desa tersebut selanjutnya diolah pada sejumlah smelter pada kawasan industri nikel yang ada di Morowali.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Septian Hario Seto, menyatakan bahwa pemerintah perlu menyeimbangkan harga nikel agar dapat menarik investasi di industri hilir baterai dan kendaraan listrik.

“Jadi kita juga harus menyeimbangkan bukan hanya dari sisi upstream-nya atau (pelaku usaha) tambang, tapi bagaimana juga kepentingan dari sisi hilir (pelaku manufaktur),” ujar Septian Hario Seto di Jakarta, Kamis (29/2/2024).

Baca Juga

Menurut dia, kalau harga nikelnya terlalu tinggi, maka harga baterai sebagai produk jadi komoditas tersebut juga akan menjadi mahal.

Ia menuturkan bahwa hal tersebut akan turut berdampak pada tingginya harga kendaraan listrik sehingga tingkat penggunaannya menurun.

Selain itu, Septian mengatakan jika harga nikel tetap tinggi, maka para pelaku industri akan mencari alternatif bahan baku lain untuk pembuatan baterai kendaraan listrik, misalnya Lithium-Ferro-Phosphate atau LFP, sehingga mempengaruhi permintaan terhadap nikel di masa mendatang.

“Kalau kita teruskan harganya itu tetap tinggi, ya nanti (industri) hilirnya tidak akan tumbuh,” katanya.

Dia menegaskan bahwa tujuan pemerintah adalah membangun ekosistem baterai kendaraan listrik dari hulu ke hilir, sehingga keseimbangan harga nikel sebagai bahan baku perlu dijaga.

Melalui upaya tersebut, Septian berharap bahwa pemerintah dapat memberikan kondisi yang menguntungkan baik bagi para pelaku sektor tambang, peleburan, industri manufaktur baterai, maupun industri manufaktur kendaraan.

“Akhirnya harga mobil EV (electric vehicle)-nya bisa lebih murah dan lebih terjangkau buat masyarakat. Jadi, industri dalam negeri kita juga bisa tumbuh dengan kompetitif,” katanya.

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement