Sabtu 24 Feb 2024 13:25 WIB

Perusahaan Energi Hijau AS Mulai Produksi Solar Terbarukan Berkapasitas 18 Ribu Bph

Solar terbarukan jadi alternatif bahan bakar fosil yang terbukti tekan emisi.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Nora Azizah
Braya Renewable Fuels mengatakan bahwa pihaknya memulai produksi solar terbarukan di kilang Come-by-Chance di Kanada.
Foto: Digitaltrends
Braya Renewable Fuels mengatakan bahwa pihaknya memulai produksi solar terbarukan di kilang Come-by-Chance di Kanada.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Braya Renewable Fuels mengatakan bahwa pihaknya memulai produksi solar terbarukan di kilang Come-by-Chance di Kanada, menyelesaikan konversi kilang yang sebelumnya memiliki produksi bahan bakar sebesar 135.000 barel per hari (bph).

Perusahaan ekuitas swasta yang berbasis di Dallas, Cresta Fund Management mengakuisisi saham pengendali di kilang di Newfoundland dan Labrador pada November 2021, dan menamainya Braya, setelah ditutup selama lebih dari satu tahun karena pandemi Covid-19.

Baca Juga

Braya mengharapkan kapasitas produksi awal sebesar 18 ribu bph solar terbarukan. Perusahaan ini berencana untuk meningkatkan kapasitas dan menambah produksi bahan bakar penerbangan yang berkelanjutan di masa depan, sementara juga mengeksplorasi produksi hidrogen ramah lingkungan.

"Produksi on-site untuk solar terbarukan, bahan bakar penerbangan berkelanjutan, dan hidrogen hijau menawarkan alternatif bahan bakar fosil yang telah terbukti dan secara signifikan mengurangi emisi karbon yang terkait dengan sektor-sektor yang sulit dikurangi seperti transportasi berat, penerbangan, dan industri berat," kata Braya dalam sebuah pernyataan, dilansir Reuters, Sabtu (24/2/2024).

Solar terbarukan dibuat dari lemak hewan, sisa makanan, dan minyak nabati. Secara kimiawi bahan bakar ini setara dengan solar berbasis minyak bumi dan dapat diproduksi dengan peralatan kilang yang sudah ada, namun hasilnya lebih rendah dibandingkan dengan solar konvensional.

Sejumlah kilang di Amerika Utara telah melakukan konversi ke bahan bakar solar terbarukan sejak pandemi Covid memangkas permintaan bahan bakar, dan tekanan lingkungan yang meningkat untuk melakukan dekarbonisasi.

Lebih banyak lagi yang dapat dikonversi karena minat investor terhadap kilang AS telah berkurang, sehingga kilang-kilang yang sudah tua hanya memiliki sedikit pilihan.

Kilang Rodeo di California, yang dimiliki oleh Phillips 66 (PSX.N) diperkirakan akan merampungkan konversinya dan mulai memproduksi bahan bakar terbarukan pada akhir bulan depan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement