Kamis 22 Feb 2024 19:59 WIB

BI: Nominal dan Volume Transaksi QRIS dengan Malaysia Naik

Transaksi QRIS inbound dengan Malaysia meningkat 10 persen.

Tangkapan layar Deputi Gubernur Bank Indonesia Filianingsih Hendarta dalam konferensi pers bulanan RDG BI Oktober 2023, Kamis (19/2/2023). 
Foto: Tangkapan Layar
Tangkapan layar Deputi Gubernur Bank Indonesia Filianingsih Hendarta dalam konferensi pers bulanan RDG BI Oktober 2023, Kamis (19/2/2023). 

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Filianingsih Hendarta menyatakan, nominal dan volume transaksi inbound maupun outbound melalui QRIS dengan Malaysia meningkat pada Januari 2024 berkat sektor pariwisata.

"Berdasarkan volumenya, (inbound) meningkat 10 persen menjadi 73.300 (transaksi), sementara outbond, kita transaksi keluar ke Malaysia, itu juga meningkat menjadi 11.533 (transaksi)," ujar Filianingsih Hendarta di Jakarta, kemarin.

Baca Juga

Sementara itu, menurut volume transaksi, ia mencatat, total transaksi inbound dengan Malaysia mencapai Rp 20 miliar, sementara transaksi outbound berkisar Rp 2,9 miliar. "Memang kalau dari turisnya itu lebih banyak turis Indonesia yang berwisata ke Malaysia, tapi mereka belanjanya sedikit-sedikit. Justru turis Malaysia yang belanjanya banyak," kata Filianingsih.

Namun, transaksi dengan Thailand dan Singapura mengalami penurunan. Menurutnya, hal ini wajar mengingat musim liburan yang sudah berlalu pada Desember 2023.

Terkait kerja sama penggunaan QRIS dengan berbagai negara Asia lain, Filianingsih mengatakan bahwa BI telah menandatangani MoU dengan Uni Emirat Arab. Ia juga berharap bahwa penggunaan QRIS dapat segera diuji coba di Jepang. Selain itu, BI kini masih mendiskusikan kerja sama serupa dengan Arab Saudi.

Filianingsih mengungkapkan progres pengembangan fast payment di tingkat regional Asia Tenggara serta proof of concept (POC) rupiah digital. Pengembangan fast payment telah masuk dalam fase ketiga yang meliputi pengembangan aspek teknis, bisnis, dan tata kelola.

"Ke depannya memang kita ingin mendapatkan solusi secara multilateral untuk menyelesaikan payment connectivity di ASEAN," ucapnya.

Sedangkan pengembangan POC rupiah digital saat ini masih dalam tahap pertama terkait wholesale rupiah digital cash ledger. Filianingsih menyatakan bahwa platform teknologi POC digital tahap pertama telah disusun berdasarkan masukan dari berbagai pemangku kepentingan.

"Progres ini masih on track karena rencana penyelesaiannya di semester pertama 2024 dan hasil dari POC tahap satu ini kita harapkan bisa memberikan insight (untuk pengembangan tahap berikutnya)," kata dia.

 

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement