Rabu 07 Feb 2024 20:27 WIB

Tak Cuma Prancis, Jerman Juga Tolak Pencaplokan Wilayah Gaza 

Israel berambisi kuasai seluruh wilayah Gaza

Rep: Kamran Dikarma / Red: Nashih Nashrullah
Warga Palestina mengungsi ke Gaza utara ketika tank-tank Israel memblokir jalan Salah al-Din di Jalur Gaza tengah pada hari Jumat, (24/11/2023).
Foto: AP Photo/Mohammed Dahman
Warga Palestina mengungsi ke Gaza utara ketika tank-tank Israel memblokir jalan Salah al-Din di Jalur Gaza tengah pada hari Jumat, (24/11/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Jerman mengecam keras keikutsertaan dan menolak keras pernyataan dari unsur pemerintah Israel dalam konferensi mengenai penjajahan Gaza.

“Kami mengecam sekeras-kerasnya keikutsertaan dan pernyataan dari unsur-unsur pemerintah Israel dalam suatu konferensi mengenai penjajahan Gaza dan menolak pernyataan-pernyataan tersebut sekeras-kerasnya,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Jerman Sebastian Fischer dalam keterangan Kedubes Jerman di Jakarta, Senin (5/2/2024) 

Baca Juga

Sebelumnya, sekitar selusin menteri Israel menghadiri konferensi sayap kanan yang digelar di Yerusalem, Ahad (28/1/2024) di mana para peserta menyerukan langkah untuk mendorong emigrasi warga Palestina dari Gaza, dan membangun kembali serta menciptakan pemukiman Yahudi baru di wilayah tersebut.

Fischer mengatakan bahwa wacana seperti mengenai pengusiran penduduk Palestina dari Gaza dan penjajahan kembali Gaza oleh Israel tidak dapat diterima sepenuhnya.

Dia menyatakan dalam konflik yang sedang berlangsung, hal tersebut memperburuk situasi dan dengan jelas bertentangan dengan hukum internasional.

Dia juga menyampaikan bahwa Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock berulang kali menegaskan bahwa warga Palestina tidak boleh diusir dari Gaza.

“Tidak boleh ada pendudukan atau penjajahan kembali Gaza maupun pengurangan wilayahnya. Ini merupakan sebuah posisi yang sangat didukung luas oleh masyarakat internasional,” kata Fischer.

Fischer mengatakan bahwa Gaza adalah milik warga Palestina dan mereka harus dapat menentukan sendiri masa depan mereka, dan menambahkan bahwa hal tersebut merupakan prasyarat dasar untuk perdamaian dan stabilitas yang kekal di kawasan menuju solusi dua negara.

Juru bicara itu menegaskan siapa pun yang berpikir bahwa mereka dapat mewujudkan keamanan untuk Israel melalui angan-angan pengusiran warga Palestina dari Gaza sudah jelas berada di jalan yang salah.

“Solusi berkelanjutan atas konflik dengan melibatkan warga Palestina, yang hanya dapat diwujudkan melalui solusi dua negara, sejalan dengan kepentingan Israel sendiri,” kata Fischer. 

Menteri Luar Negeri Prancis Stephane Sejourne mengatakan, negaranya menolak adanya upaya pengusiran paksa warga Palestina di Tepi Barat maupun Jalur Gaza. Khusus di Tepi Barat, dia menegaskan bahwa aksi kekerasan pemukim ekstremis Yahudi Israel terhadap warga Palestina harus dihentikan.

“Dalam situasi apa pun, tidak boleh ada pengungsian paksa terhadap warga Palestina, baik keluar dari Gaza maupun keluar dari Tepi Barat,” kata Sejourne kepada awak media di Yerusalem seusai bertemu Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Senin (5/2/2024), dikutip laman Al Arabiya.

Baca juga: 5 Kunci Agar Rezeki yang Diperoleh Berkah di Dunia Menurut Alquran dan Hadits

Dia pun mengecam retorika anti-Palestina yang digemakan sejumlah pejabat Israel. Sejourne kemudian menyerukan dukungan terhadap Presiden Palestina Mahmoud Abbas yang menjalankan pemerintahan di Tepi Barat.

“Masa depan Jalur Gaza tidak dapat dipisahkan dari masa depan Tepi Barat, kita harus mempersiapkan masa depan ini dengan mendukung Otoritas Palestina,” ujarnya.

Sejourne menekankan kembali pentingnya solusi politik komprehensif agar Israel dan Palestina mampu mengakhiri konfliknya, kemudian menjadi dua negara yang hidup berdampingan secara damai. “Tanpa solusi politik, tidak akan ada perdamaian yang adil dan abadi di Timur Tengah,” ucapnya.

photo
BUKTI GENOSIDA ISRAEL - (Republika)

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement