Senin 05 Feb 2024 14:59 WIB

Serangan Amerika Serikat Picu Houthi Meradang, Janji Balas Serangan Lebih Dahsyat

Amerika Serikat serang 13 wilayah berbeda daerah Houthi

Rep: Lintar Satria / Red: Nashih Nashrullah
Gerilyawan Houthi (ilustrasi). Amerika Serikat serang 13 wilayah berbeda daerah Houthi
Foto: EPA/Yahya Arhab
Gerilyawan Houthi (ilustrasi). Amerika Serikat serang 13 wilayah berbeda daerah Houthi

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT – Juru bicara militer Houthi, Yahya Sarea, mengatakan serangan Amerika Serikat (AS) dan Inggris ke 36 target di Yaman tidak akan berlalu tanpa tanggapan dan konsekuensi. 

Pentagon mengatakan serangan pada Sabtu (3/2/2024) malam menghantam gudang senjata, peluncur dan sistem rudal dan kapabilitas lain yang Houthi gunakan untuk k melancarkan serangan di Laut Merah.

Baca Juga

"Gedung tempat saya tinggal terguncang," kata salah satu warga Kota Sana'a yang dikuasai Houthi, Fatima, Ahad (4/2/2024).

Ia menambahkan sudah bertahun-tahun ia tidak merasakan ledakan sekeras itu di negara yang dilanda perang selama bertahun-tahun. Houthi tidak mengumumkan adanya korban jiwa.

Serangan Yaman bagian dari serangan balasan Amerika Serikat atas serangan drone yang menewaskan tiga tentara Amerika Serikat di Yordania pekan lalu. 

Amerika Serikat menggelar gelombang serangan balasan ke 85 target yang memiliki koneksi dengan Garda Revolusi Iran dan kelompok yang didukungnya di Irak dan Suriah. Dilaporkan serangan itu menewaskan hampir 40 orang.

Serangan-serangan ini dikhawatirkan berpotensi meningkatkan eskalasi konflik yang diperburuk perang Israel untuk menumpas Hamas di Gaza. 

Amerika Serikat dan Inggris meluncurkan serangan ke 36 target Houthi di Yaman. Serangan skala besar kedua Amerika Serikat terhadap kelompok-kelompok yang didukung Iran sebagai balasan serangan ke pasukan Amerika pekan lalu.

Pentagon mengatakan serangan itu menghantam gudang senjata, sistem dan peluncur rudal serta kapabilitas tempur Houthi lainnya yang digunakan dalam serangan ke kapal-kapal komersial di Laut Merah. Militer Amerika Serikat menambahkan mereka mengincar 13 lokasi di seluruh Yaman.

Serangan ini juga menjadi tanda menyebarkan konflik Israel-Hamas di Gaza ke seluruh Timur Tengah. "Aksi kolektif ini mengirim pesan yang jelas pada Houthi mereka akan terus menerima konsekuensi bila mereka tidak mengakhiri serangan-serangan ilegal ke jalur pelayaran internasional dan kapal-kapal angkatan laut," kata Menteri Pertahanan Amerika Serikat Lloyd Austin, Sabtu (3/2/2024).

Iran yang merupakan pendukung Hamas menghindari kontak langsung dengan konflik itu meski kelompok-kelompok yang didukungnya terlibat dalam serangan di Suriah, Irak, Yaman dan Lebanon.

Direktur Pusat Kajian Teluk di Qatar University Mahjoob Zweiri mengatakan menurutnya Iran tidak akan mengubah pendekatannya setelah serangan Amerika Serikat .

"Mereka membiarkan musuh di seberang perbatasan, jauh, mereka tidak tertarik konfrontasi militer langsung yang mungkin mengarah pada serangan ke kota-kota atau wilayah mereka. Mereka akan mempertahankan status quo," katanya.  

Kementerian Luar Negeri Iran mengatakan serangan di Yaman merupakan pelanggaran terang-terangan terhadap hukum internasional oleh Amerika Serikat dan Inggris dan memperingatkan kelanjutan dari serangan-serangan semacam itu merupakan "ancaman yang mengkhawatirkan bagi perdamaian dan keamanan internasional.

Pentagon mengatakan mereka tidak ingin berperang dengan Iran dan yakin Iran tidak menginginkan perang. Partai Republik Amerika Serikat menekan Presiden Joe Biden untuk memberikan pukulan langsung kepada Iran.

Houthi, yang menguasai sebagian besar wilayah Yaman, mengatakan serangan mereka di Laut Merah merupakan bentuk solidaritas terhadap warga Palestina saat Israel menyerang Gaza. 

Baca juga: Sebutan Istri Nabi Nuh, Luth, Nabi Adam, dan Muhammad SAW Beda dalam Alquran, Mengapa?

Amerika Serikat dan sekutunya mengatakan serangan-serangan Houthi tidak pandang bulu dan merupakan ancaman bagi perdagangan global.

Sebagian besar perusahan pelayaran sudah menangguhkan pengiriman lewat Laut Merah dan memilih rute-rute lebih jauh yang mengitari Afrika. 

Hal ini meningkatkan biaya, memicu kekhawatiran akan inflasi global dan juga menghilangkan pendapatan luar negeri Mesir yang sangat penting dari Terusan Suez.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement