Selasa 23 Jan 2024 13:02 WIB

AS Bantah Kapal Kargo Militer Negaranya Diserang Houthi di Teluk Aden

Pada Senin lalu, AS dan Inggris kembali meluncurkan serangan militer ke Yaman.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Setyanavidita livicansera
Menteri Pertahanan Inggris Grant Shapps meninggalkan Downing Street setelah rapat kabinet di London, Selasa, 8 November 2022.
Foto: Aaron Chown/PA via AP
Menteri Pertahanan Inggris Grant Shapps meninggalkan Downing Street setelah rapat kabinet di London, Selasa, 8 November 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Militer Amerika Serikat (AS) membantah klaim kelompok Houthi yang menyebut bahwa mereka berhasil menyerang kapal kargo militer berbendera Amerika, Ocean Jazz, di Teluk Aden. AS menyebut Ocean Jazz masih berlayar.

“Laporan teroris Houthi mengenai dugaan serangan yang berhasil terhadap ‘M/V Ocean Jazz’ jelas-jelas salah,” kata Komando Pusat Angkatan Laut AS (NAVCENT) dalam sebuah pernyataan. “NAVCENT telah menjaga komunikasi konstan dengan ‘M/V Ocean Jazz’ selama transit yang aman,” tambahnya.

Baca Juga

Pada Senin lalu, Houthi mengatakan telah menyerang kapal kargo militer Ocean Jazz di Teluk Aden. Houthi mengatakan, serangan tersebut merupakan balasan atas agresi Negeri Paman Sam ke Yaman. “Angkatan bersenjata Yaman terus membalas setiap agresi Amerika atau Inggris terhadap negara kami dengan menargetkan semua sumber ancaman di Laut Merah dan Arab,” kata juru bicara militer Houthi, Yahya Saree, dalam sebuah pernyataan, dikutip laman Al Arabiya.

Houthi tak mengungkap kapan dan di mana tepatnya serangan terhadap Ocean Jazz dilakukan. Pada Senin lalu, AS dan Inggris kembali meluncurkan serangan militer ke Yaman.

Mereka menargetkan situs penyimpanan bawah tanah milik kelompok Houthi. Seorang pejabat senior militer AS, yang berbicara tanpa menyebut nama, mengatakan sekitar 25 hingga 30 amunisi ditembakkan dalam serangan terbaru ke Yaman. Serangan turut mengerahkan pesawat tempur yang bertolak dari kapal induk AS.

Sementara itu Menteri Pertahanan Inggris Grant Shapps mengungkapkan, serangan terbaru ke Yaman adalah sebuah tindakan pembelaan diri. Hal itu karena Houthi terus menyerang kapal-kapal dagang dan kargo di Laut Merah. “Tindakan ini akan memberikan pukulan lain terhadap terbatasnya stok mereka dan kemampuannya mengancam perdagangan global,” ujar Shapps.

Sejak 11 Januari 2024, AS sudah delapan kali meluncurkan serangan yang menargetkan fasilitas-fasilitas Houthi di Yaman. Para pejabat AS mengklaim serangkaian serangan tersebut telah menurunkan kemampuan Houthi untuk melakukan serangan yang kompleks.

Namun mereka menolak memberikan angka spesifik mengenai jumlah rudal, radar, drone, atau kemampuan militer Houthi lainnya yang dihancurkan sejauh ini. “Kami mendapatkan dampak yang diharapkan,” kata pejabat militer AS kepada wartawan Pentagon. Agresi AS dan sekutunya ke Yaman tak menciutkan nyali Houthi dan menghentikan mereka menyerang kapal-kapal di Laut Merah.

Houthi bahkan sempat menyatakan bahwa mereka siap terlibat dalam konflik terbuka dengan AS. Sejak pertengahan 19 November 2023, kelompok Houthi telah meluncurkan puluhan serangan rudal dan drone ke kapal-kapal komersial yang melintasi Laut Merah.

Houthi mengklaim mereka hanya membidik kapal-kapal milik Israel atau menuju pelabuhan Israel. Serangan terhadap kapal-kapal tersebut merupakan bentuk dukungan Houthi terhadap perjuangan dan perlawanan Palestina.

Sejak Houthi aktif menyerang kapal-kapal di Laut Merah, sejumlah perusahaan kargo memutuskan untuk menghindari wilayah perairan tersebut. Perubahan jalur laut dengan menghindari pelayaran melintasi Laut Merah dapat menyebabkan penundaan pengiriman kargo dan memicu kenaikan ongkos pengiriman.

Hal itu karena Laut Merah merupakan jalur terpendek antara Asia dan Eropa melalui Terusan Suez. Laut Merah adalah salah satu jalur laut yang paling sering digunakan di dunia untuk pengiriman minyak dan bahan bakar.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement