Selasa 23 Jan 2024 07:05 WIB

Ini Pentingnya Pelajar Pahami Keuangan Sejak Dini

Indeks literasi dan inklusi keuangan pelajar masing-masing sebesar 47,56 persen.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Lida Puspaningtyas
Ilustrasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
Foto: ADITYA PRADANA PUTRA/ANTARA FOTO
Ilustrasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus mendorong peningkatan literasi keuangan masyarakat Indonesia melalui berbagai program edukasi keuangan termasuk kepada kelompok pelajar. Terlebih, pelajar menjadi sasaran prioritas penerima program edukasi keuangan sesuai Strategi Nasional Literasi Keuangan Indonesia (SNLKI) 2021-2025.

Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi menyampaikan agar sedari dini mempelajari dan paham atas produk keuangan.

Baca Juga

“Karena berdasarkan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan yang dilakukan OJK pada tahun 2022, indeks literasi dan inklusi keuangan pelajar masing-masing sebesar 47,56 persen dan 77,80 persen,” kata Friderica dalam pernyataan tertulisnya, Senin (21/1/2024).

Dia menegaskan, indeks tersebut berada di bawah indeks literasi dan inklusi keuangan secara nasional yaitu sebesar 49,68 persen dan 85,10 persen. Friderica menghimbau pelajar untuk tidak mudah tergiur oleh berbagai gaya hidup yang tidak produktif serta senantiasa waspada terhadap berbagai penawaran investasi ilegal yang seringkali mengiming-imingi dengan imbal hasil yang tinggi dan pinjaman online ilegal serta praktik judi online.

“Apapun cita-cita kalian, belajar literasi keuangan adalah suatu keharusan karena ini akan sangat membantu dalam menyiapkan masa depan dan terhindar dari jebakan-jebakan yang berbahaya dan bisa mempengaruhi kalian dalam meraih cita-cita itu,” ungkap Friderica.

Dalam rangka mendukung akselerasi upaya peningkatan literasi keuangan berbasis digital, Froderica memastikan OJK telah menyediakan infrastruktur literasi keuangan yaitu Learning Management System Edukasi Keuangan (LMSKU). Infrastruktur tersebut merupakan sistem pembelajaran berbasis website yang memudahkan kelompok pelajar untuk meningkatkan pemahaman terkait sektor jasa keuangan.

Hingga 31 Desember 2023, pengguna LMSKU telah mengakses modul pembelajaran sebanyak 48.934 modul dengan penerbitan sebanyak 39.291 sertifikat kelulusan modul yang telah berhasil diselesaikan oleh pengguna. Melalui LMSKU, masyarakat memiliki alternatif media pembelajaran yang lebih fleksibel dan menyenangkan karena format pembelajarannya mengkombinasikan animasi interaktif dengan beberapa games menarik lainnya.

Materi yang disampaikan pada literasi dengan pelajar antara lain pengenalan OJK, waspada investasi ilegal dan pinjaman online ilegal, pengenalan Industri Jasa Keuangan serta Produk dan Layanan Jasa Keuangan meliputi Tabungan SiMuda, Investasi di Pasar Modal, perencanaan keuangan dan personal branding.

Selanjutnya, sebagai upaya optimalisasi edukasi keuangan, OJK turut menyediakan layanan infrastruktur literasi keuangan dengan menghadirkan booth LMS Edukasi Keuangan, mobil layanan Gerak Bank BNI serta booth PUJK agar mempermudah peserta edukasi untuk mengenal lebih jauh dan berdiskusi mengenai produk keuangan yang telah dikenalkan oleh para narasumber dalam sesi diskusi edukasi keuangan.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Indonesia Banking School Kusumaningtuti S Soetiono mengapresiasi upaya-upaya OJK untuk senantiasa mengedukasi dan meningkatkan literasi keuangan kelompok pelajar. Termasuk juga menyampaikan harapan kepada para generasi muda agar dapat memanfaatkan momentum edukasi keuangan ini untuk lebih mengenal dan memahami produk dan layanan jasa keuangan serta lebih waspada terhadap tawaran investasi ilegal, pinjol ilegal dan judi online yang dapat menimbulkan kerugian.

“Hari ini kita berkumpul untuk menggali lebih dalam mengenai pentingnya edukasi keuangan melalui pemahaman keuangan kita memberikan fondasi yang kuat bagi generasi muda untuk mengelola keuangan mereka dengan bijak di masa depan. Edukasi ini tidak hanya membantu untuk memahami pengelolaan uang tetapi juga membangun rasa tanggung jawab yang berkelanjutan,” kata Kusumaningtuti.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement