REPUBLIKA.CO.ID, BALI -- Kementerian Perindustrian (Kemenperin) merilis Indeks Kepercayaan Industri (IKI) pada Desember 2023 mencapai 51,32 atau melemah 1,11 poin dibandingkan dengan November 2023 yang sebesar 52,43.
"Walaupun demikian, nilai ini meningkat 0,42 poin dibandingkan dengan nilai IKI Desember tahun lalu yang sebesar 50,90," ujar Juru Bicara Kemenperin Febri Hendri Antoni Arif di Bali, Kamis (28/12/2023).
Febri menerangkan, dari 23 subsektor IKI yang diukur, 15 subsektor mengalami ekspansi dengan share Pendapatan Domestik Bruto (PDB) 86,3 persen.
Artinya ada sektor-sektor yang besar share PDB-nya pada status ekspansi dan delapan subsektor yang share PDB 13,7 persen itu berstatus kontraksi.
Lebih lanjut, peningkatan IKI pada Desember 2023 bersumber dari variabel Pesanan Baru dan Produksi sebesar 53,44 dan 53,86. Sedangkan variabel Persediaan Produk masih kontraksi sebesar 42,21.
"Jadi kalau persediaan produksi kontraksi, berarti masih banyak barang di gudang yang belum terserap di pasar," kata Febri.
Faktor lain yang menyebabkan kontraksi adalah masih banyaknya stok produk, ketersediaan bahan baku, dan faktor musiman. Sedangkan kontraksi persediaan produk yang semakin dalam menandakan terjadinya peningkatan stok produk pada industri pengolahan.
Secara umum, Febri mengatakan bahwa kepercayaan industri di Desember 2023 masih sangat baik.
Nilai IKI yang ekspansi pada Desember 2023 sejalan dengan persentase pelaku usaha yang menyatakan kondisi usahanya meningkat mencapai 31,8 persen dan stabil mencapai 46,8 persen hampir sama dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 31,9 persen dan 46,9 persen.
Pada Desember 2023, secara umum tingkat optimisme pelaku usaha memandang kondisi usaha selama 6 bulan ke depan meningkat menjadi 62,4 persen, dibanding pada November 2023 yang sebesar 61,4 persen.
"Mayoritas responden yang menjawab optimis menyampaikan keyakinannya akan kondisi pasar akan membaik dan kepercayaannya karena kebijakan pemerintah pusat yang lebih baik," ucapnya.
Sebanyak 24,7 persen pelaku usaha menyatakan kondisi usahanya stabil selama 6 bulan, mendatang. Angka ini menurun dari bulan sebelumnya sebelumnya sebesar 26,7 persen. Sementara persentase pesimisme pandangan pelaku usaha terhadap kondisi usaha dalam 6 bulan ke depan sebesar 12,9 persen.