Senin 18 Dec 2023 15:53 WIB

Roller Coaster Saham MAP di Tengah Seruan Boikot Produk Pro Israel

Pergerakan saham MAPI selama tiga bulan terakhir merosot.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Ahmad Fikri Noor
Gerai Starbucks yang merupakan merek yang dikelola oleh MAP Group.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Gerai Starbucks yang merupakan merek yang dikelola oleh MAP Group.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seruan boikot produk-produk yang terafiliasi dengan Israel hingga saat ini masih berlangsung. Hal tersebut terjadi seiring dengan serangan agresif Israel ke permukiman penduduk Palestina yang masih berlangsung hingga saat ini.

Beberapa merek terkenal yang berada di bawah naungan emiten di Bursa Efek Indonesia pun menjadi sasaran boikot seperti Starbucks hingga Subway. Merek-merek tersebut dikelola oleh MAP Group melalui PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) dan PT MAP Boga Adiperkasa Tbk (MAPB).

Baca Juga

Semenjak seruan boikot muncul, pergerakan saham MAPI selama tiga bulan terakhir merosot. Pada Senin (18/12/2023), saham MAPI stagnan pada level 1.675 sejak penutupan perdagangan terakhir.

Semenjak imbauan boikot dalam 2,5 bulan terakhir, dalam tiga bulan terakhir saham MAPI sempat berada di zona hijau hingga akhir Oktober 2023 dan sempat menyentuh level 1.990. Hanya saja setelah itu, saham MAPI terus merosot pada zona merah hingga Desember 2023 pada level 1.675.

Selama tiga bulan terakhir, saham MAPI terkoreksi hingga 7,97 persen. Dalam tiga bulan terakhir, saham MAPI juga sempat menyentuh level terendah selama enam bulan terakhir yaitu 1.550.

Seperti ketahui, Israel masih terus melancarkan serangan-serangannya di Gaza, Palestina. Hingga saat ini, Israel menolak untuk melakukan gencatan senjata dan terus membombardir sejumlah area vital di Gaza.

Selama satu bulan terakhir, agresi yang dilakukan tentara Israel telah memakan korban lebih dari 11 ribu jiwa penduduk Palestina. Hal tersebut mengundang kecaman dari masyarakat di berbagai negara dunia.

Merespons hal tersebut, seruan boikot atas produk-produk yang memberikan dukungan kepada Israel pun bergulir. Seruan ini terjadi di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement