Selasa 05 Dec 2023 23:41 WIB

Badan Pangan Genjot Penyaluran Bantuan dan Intervensi Pasar Jelang Natal

Badan Pangan Nasional mengintensifkan penyaluran bantuan pangan beras.

Pekerja menyusun karung beras di gudang Bulog Pasirhalang, Sukaraja, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Selasa (5/12/2023).
Foto: Antara/Henry Purba
Pekerja menyusun karung beras di gudang Bulog Pasirhalang, Sukaraja, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Selasa (5/12/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) mengintensifkan penyaluran bantuan pangan beras dan program intervensi pasar sebagai salah satu upaya menjaga kestabilan harga dan pasokan jelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.

“Pemerintah daerah (pemda) agar bersiap dengan terus memastikan stok pangan strategis selalu ada dan cukup di pasar-pasar, terutama pasar yang dikelola pemda. Selain bantuan pangan beras, program intervensi ke pasar jangan terhenti, terutama untuk menyambut natal dan tahun baru,” kata Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi di Jakarta, Selasa (5/12/2023).

Baca Juga

Arief menuturkan urgensi bantuan pangan beras karena dapat memberi tekanan terhadap harga di pasar. Selain itu, kombinasi antara bantuan pangan beras dengan program intervensi pasar merupakan strategi yang tepat guna terutama jelang natal dan tahun baru.

“Bersama Bapak Presiden Joko Widodo, sejak kemarin kami cek penyaluran bantuan pangan beras di NTT. Kami juga diminta memastikan kesiapan stok pangan untuk masyarakat termasuk di daerah-daerah. Apalagi Desember ini akan ada natal dan tahun baru,” ujarnya.

Adapun pascapenyaluran bantuan pangan beras tahap kedua yang bergulir sejak September, dan diiringi dengan pelaksanaan berbagai program intervensi ke pasar, kondisi harga beras medium di dalam negeri terpantau stabil.

Menilik data dari Panel Harga Pangan NFA, pada 1 Oktober tercatat harga rata-rata beras medium di semua provinsi berada pada Rp 13.220 per kg. Kemudian pada 4 Desember terdapat depresiasi 20 poin menjadi di harga Rp 13.200 per kg.

“BPS (Badan Pusat Statistik) baru saja mengumumkan bahwa di November telah terlihat tren penurunan harga terkait beras secara bulanan, mulai dari gabah sampai di tingkat penggilingan. Selanjutnya kita harapkan akan ada efeknya menyentuh di tingkat pengecer juga, sehingga bisa berpengaruh pada harga yang harus dikeluarkan oleh masyarakat,” ujar Arief.

Berdasarkan data BPS, pada November 2023 harga Gabah Kering Panen (GKP) turun sebesar 1,94 persen secara bulanan atau menjadi Rp 6.718 per kg. Untuk Gabah Kering Giling (GKG) ikut menurun 1,45 persen menjadi Rp 7.592 per kg. Penurunan harga beras juga mulai terlihat di tingkat penggilingan. Tercatat harga beras di tingkat penggilingan turun 0,50 persen menjadi Rp 13.062 per kg.

Sedangkan pada tingkat global, terjadi tren depresiasi harga beras yang ditunjukkan pada indeks harga beras dunia sesuai rilis The Food and Agriculture Organization (FAO) pada pada awal November. Tercantum indeks harga beras dunia rata-rata mencapai 138,9 poin pada Oktober 2023 atau menurun setara 2,0 persen dibandingkan September 2023.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement