Selasa 05 Dec 2023 11:45 WIB

Penggalangan Dana untuk Mahasiswa Palestina yang Ditembak Capai 950 Ribu Dolar AS

Akibat penembakan tersebut, kondisinya lumpuh dari dada ke bawah.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Nidia Zuraya
FILE - Sebuah tanda di kampus Universitas Vermont di Burlington, Vt., pada foto pada 11 Maret 2020.
Foto: AP Photo/Charles Krupa, File
FILE - Sebuah tanda di kampus Universitas Vermont di Burlington, Vt., pada foto pada 11 Maret 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, VERMONT -- Insiden penembakan tiga mahasiswa Palestina di Vermont, Amerika Serikat (AS), yang mengakibatkan satu di antara mereka lumpuh, mendapatkan banyak perhatian publik di sana. Penggalangan dana yang dilakukan bagi korban, berhasil mengumpulkan lebih kurang 950 ribu dolar AS, di mana dana bantuan akan diperuntukkan guna pemulihan salah satu dari tiga mahasiswa yang lumpuh seusai ditembak tersebut.

Saat ini kondisinya lumpuh dari dada ke bawah, menurut halaman GoFundMe yang dibuat oleh keluarganya. Salah satu peluru yang mengenai Hisham Awartani pada insiden 25 November 2023 lalu, yang bersarang di tulang belakangnya, kata keluarganya.

Baca Juga

"Pikiran pertama Hisham adalah teman-temannya, kemudian orang tuanya yang berada ribuan mil jauhnya. Dia telah menunjukkan keberanian, ketangguhan dan ketabahan yang luar biasa - bahkan rasa humor - bahkan ketika kenyataan kelumpuhannya terjadi," kata halaman penggalangan dana yang dibuat pada hari Sabtu.

Awartani, Kinnan Abdalhamid, dan Tahseen Ali Ahmad adalah teman masa kecil yang lulus dari sekolah swasta Quaker di Tepi Barat dan sekarang kuliah di perguruan tinggi di AS bagian timur. Mereka sedang berjalan ke rumah nenek Hisham untuk makan malam ketika mereka ditembak dalam sebuah serangan yang tidak beralasan, kata keluarga tersebut.

Para pemuda itu berbicara dalam campuran bahasa Inggris dan Arab dan dua di antaranya juga mengenakan syal keffiyeh hitam-putih khas Palestina saat ditembak, kata Kepala Polisi Burlington Jon Murad. Pihak berwenang sedang menyelidiki penembakan tersebut sebagai kemungkinan kejahatan kebencian SARA.

"Dalam sebuah ironi yang kejam, orang tua Hisham telah menyarankan agar ia tidak pulang ke rumah selama liburan musim dingin, dan menyarankan agar ia lebih aman di AS bersama neneknya," tulis laman penggalangan dana tersebut. 

"Burlington adalah rumah kedua bagi Hisham, yang telah menghabiskan musim panas dan liburan yang menyenangkan bersama keluarganya di sana. Sangat menyedihkan bahwa para pemuda ini tidak menemukan keamanan di rumahnya yang jauh dari rumah."

Ketiganya mengalami luka serius. Abdalhamid telah keluar dari rumah sakit minggu lalu.

Tersangka pelaku penembakan, Jason J. Eaton, 48 tahun, ditangkap keesokan harinya di apartemennya di Burlington. Saat penangkapan, ia sempat membukakan pintu apartemennya dengan tangan terangkat dan mengatakan kepada agen-agen federal bahwa ia telah menunggu mereka. Eaton mengaku tidak bersalah atas tiga dakwaan percobaan pembunuhan dan saat ini ditahan tanpa jaminan.

Penembakan tersebut terjadi ketika ancaman terhadap komunitas Yahudi, Muslim dan Arab telah meningkat di seluruh AS dalam beberapa minggu sejak perang Israel-Hamas meletus pada awal Oktober.

Awartani, yang menguasai tujuh bahasa, sedang mengejar gelar ganda di bidang matematika dan arkeologi di Brown University, tempat ia juga menjadi asisten dosen, kata laman penggalangan dana tersebut. Dia mengatakan kepada para profesor di kampusnya bahwa dia bertekad untuk memulai semester berikutnya tepat waktu, menurut penggalangan dana tersebut.

"Kami, keluarganya, percaya bahwa Hisyam akan mengubah dunia," kata halaman penggalangan dana tersebut. "Dia akan mengubah dunia melalui semangatnya, pikirannya, dan kasih sayangnya kepada mereka yang jauh lebih rentan daripada dirinya sendiri, terutama ribuan orang yang tewas di Gaza dan banyak lagi yang berjuang untuk bertahan hidup dalam krisis kemanusiaan yang menghancurkan yang terjadi di sana."

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement