Jumat 01 Dec 2023 18:51 WIB

Inflasi Terjaga, Rupiah Kembali Menguat Hari Ini

Nilai tukar rupiah menguat 25 poin atau 0,16 persen ke level Rp 15.485 per dolar AS.

Petugas menghitung uang dolar AS di tempat penukaran valuta asing PT Valuta Inti Prima di Cikini, Jakarta, Selasa (21/11/2023).
Foto: Republika/Thoudy Badai
Petugas menghitung uang dolar AS di tempat penukaran valuta asing PT Valuta Inti Prima di Cikini, Jakarta, Selasa (21/11/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah menguat 25 poin atau 0,16 persen ke level Rp 15.485 per dolar Amerika Serikat (AS) dari sebelumnya Rp 15.510 pada penutupan perdagangan hari ini.

“Inflasi (Indonesia) yang masih terkendali memberikan sentimen positif ke rupiah,” kata Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra, Jumat (1/12/2023).

Baca Juga

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat perekonomian Indonesia mengalami inflasi 0,38 persen pada November 2023 jika dibanding dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) bulan sebelumnya (month-to-month/mtm). Peningkatan IHK dari 115,64 pada Oktober 2023 menjadi 116,08 pada November 2023.

Dengan perkembangan tersebut, inflasi tahun ke tahun mencapai 2,86 persen (year-on-year/yoy) dan inflasi tahun kalender 2,19 persen (year-to-date/ytd).

Penguatan rupiah turut dipengaruhi ekspektasi pasar terhadap pemangkasan suku bunga acuan. Survei CME FedWatch Tool memperlihatkan probabilitas pemangkasan yang lebih besar dibandingkan menahan suku bunga di bulan Mei 2024

Sebelumnya, nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat pagi melemah sebesar 11 poin atau 0,07 persen menjadi Rp 15.521 per dolar AS dari sebelumnya Rp 15.510 per dolar AS.

Analis Bank Woori Saudara BWS Rully Nova menganggap rupiah melemah karena faktor kenaikan obligasi pemerintah AS dan perlambatan ekonomi China. Obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun naik 7 basis points (bps) menjadi 4,34 persen disebabkan revisi data Produk Domestik Bruto (PDB) AS yang lebih tinggi dari 4,9 persen menjadi 5,2 persen pada kuartal III 2023. “Adapun perlambatan ekonomi China disebabkan oleh penurunan permintaan barang ekspor China,” ujar dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement