REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ajakan boikot produk pro-Israel di kalangan masyarakat masih terus dilakukan. Beberapa produk dan toko ritel pun tampak memberikan diskon agar barangnya tetap dibeli.
Hanya saja, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Nicholas Mandey menegaskan, toko ritel modern yang memberikan diskon besar-besaran untuk produk yang dianggap berkaitan dengan Israel bukan merupakan anggota Aprindo. Ia mengungkapkan, sampai sekarang jejaring yang masuk dalam Aprindo belum ada yang memberikan diskon.
“Kalau ada yang bilang diskon 50 persen, itu pasti bukan (anggota Aprindo). Sampai hari ini yang di ritel jejaring itu belum ada yang memberikan," ujar Roy kepada wartawan di Jakarta, Rabu (15/11/2023).
Ia mengungkapkan, tidak semua supermarket dan minimarket tergabung ke Aprindo. Maka, dirinya mengaku tidak berwenang mengawasi dan mengimbau ritel modern tersebut.
"Perlu diketahui, anggota Aprindo tidak semua minimarket dan supermarket yang ada di Indonesia. Ada minimarket supermarket yang tidak ingin menjadi anggota Aprindo," jelasnya.
Kendati demikian, Roy melanjutkan, aksi boikot bisa berdampak besar terhadap perekonomian nasional. Bahkan, kata dia, kini penjualan produk ritel di beberapa kota sudah menurun sekitar tiga sampai empat persen.
“Karena begitu produsen terdampak (boikot), kami juga, mereka mengurangi produknya. Produktivitas kami berkurang," tutur dia.