Rabu 15 Nov 2023 14:23 WIB

Tercatat Turun, Struktur Utang Luar Negeri Indonesia Tetap Sehat

Posisi ULN Indonesia pada akhir kuartal III 2023 tercatat sebesar 393,7 miliar dolar

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Bank Indonesia (BI) mencatat Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada kuartal III 2023 turun dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.
Foto: Republika/ Wihdan
Bank Indonesia (BI) mencatat Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada kuartal III 2023 turun dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) mencatat Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada kuartal III 2023 turun dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan posisi ULN Indonesia pada akhir kuartal III 2023 tercatat sebesar 393,7 miliar dolar AS.

"ULN kuartal III 2023 turun dibandingkan dengan posisi ULN pada akhir kuartal II 2023 yang mencapai 396,5 miliar dolar AS," kata Erwin dalam pernyataan tertulisnya, Rabu (15/11/2023).

Erwin menjelaskan, penurunan posisi ULN tersebut terutama bersumber dari ULN sektor publik. Dengan perkembangan tersebut, ULN Indonesia secara tahunan mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 0,1 persen.

"Kontraksi pertumbuhan ini melanjutkan kontraksi pada kuartal sebelumnya sebesar 1,2 persen secara tahunan," ucap Erwin.

Dia memastikan, struktur ULN Indonesia tetap sehat yang didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya. BI mengungkapkan, ULN Indonesia pada kuartal III 2023 tetap terkendali sebagaimana tercermin dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang turun menjadi 28,9 persen dari 29,3 persen pada kuartal sebelumnya.

Selain itu juga didominasi oleh ULN jangka panjang dengan pangsa mencapai 87,6 persen dari total ULN. Dalam rangka menjaga agar struktur ULN tetap sehat, Erwin memastikan Bank Indonesia dan pemerintah terus memperkuat koordinasi dalam pemantauan perkembangan ULN yang didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya.

"Peran ULN juga akan terus dioptimalkan dalam menopang pembiayaan pembangunan dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan, dengan meminimalisasi risiko yang dapat mempengaruhi stabilitas perekonomian," ungkap Erwin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement