Rabu 15 Nov 2023 13:33 WIB

Israel Geledah Ruang Bawah Tanah RS Al Shifa

Pasukan Israel telah menggeledah ruang bawah tanah Rumah Sakit al-Shifa

Rep: Amri Amrullah/ Red: Esthi Maharani
Israel menyerbu dan menggeledah ruang bawah tanah yang diduga dipakai sebagai akses militer Hamas.
Foto: EPA-EFE/MOHAMMED SABER
Israel menyerbu dan menggeledah ruang bawah tanah yang diduga dipakai sebagai akses militer Hamas.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Pasukan Israel telah menyerbu Rumah Sakit (RS) Al Shifa di Gaza, Rabu (15/11/2023). Israel mengatakan bahwa mereka melakukan "operasi" terhadap Hamas di Rumah Sakit Al-Shifa, di mana pasukannya menyerbu dan menggeledah ruang bawah tanah yang diduga dipakai sebagai akses militer Hamas.

Seorang dokter di dalam al-Shifa mengatakan bahwa serangan Israel tersebut telah menimbulkan ketakutan di kalangan pasien, pengungsi, dan petugas kesehatan di fasilitas tersebut. Sementara itu, Hamas membantah menggunakan rumah sakit di Gaza, seperti Al-Shifa, sebagai pusat komando, dan menuduh Israel dan Amerika Serikat mencoba membenarkan "pembantaian brutal".

Baca Juga

Hamas mengecam operasi penyerbuan pasukan Israel ke RS Al-Shifa. Hamas telah berulang kali membantah tudingan yang menyebutnya menempatkan aset serta pasukannya di bangunan atau fasilitas sipil seperti sekolah dan RS. Terkait penyerbuan ke Al-Shifa, Hamas turut menuduh Amerika Serikat (AS) bertanggung jawab.

“Penerapan narasi palsu (Israel) oleh Gedung Putih dan Pentagon, yang mengklaim bahwa perlawanan (Hamas) menggunakan kompleks medis Al Shifa untuk tujuan militer, adalah lampu hijau bagi pendudukan (Israel) untuk melakukan lebih banyak pembantaian terhadap warga sipil,” kata Hamas.

Dalam sebuah wawancara dengan Aljazirah, Dr Munir al-Bursh, direktur umum rumah sakit di Jalur Gaza, mengatakan bahwa pasukan Israel telah menggeledah ruang bawah tanah Rumah Sakit al-Shifa pada Rabu (15/11/2023).

Al-Bursh mengatakan bahwa pasukan Israel juga memasuki gedung bedah dan gedung gawat darurat yang terletak di dalam kompleks rumah sakit. Dia juga mengatakan bahwa beberapa orang yang berada di rumah sakit ditembaki, ketika mencoba meninggalkan koridor rumah sakit, yang sebelumnya dinyatakan aman untuk keluar.

"Tidak ada satu peluru pun yang ditembakkan dari dalam rumah sakit selama penyerbuan pasukan penjajah ke dalam kompleks rumah sakit," kata al-Bursh kepada Aljazirah.

Juru bicara Kementerian Kesehatan di Gaza, Ashraf al-Qudra, mengatakan bahwa "hanya ada dokter, pasien, dan pengungsi" di dalam Rumah Sakit al-Shifa, tak lama setelah pasukan Israel menyerbu fasilitas medis terbesar di daerah kantong Palestina tersebut.

"Kami tidak perlu takut atau bersembunyi," kata al-Qudra mengutip Aljazirah pada Rabu pagi.

Al-Qudra sebelumnya mengatakan bahwa puluhan tentara Israel telah memasuki gedung unit gawat darurat rumah sakit, sementara tank-tank mengepung kompleks medis tersebut.

Menurut staf medis, diperkirakan ada 650 pasien yang masih berada di rumah sakit. Antara 5.000 hingga 7.000 warga sipil yang mengungsi juga terjebak di dalam area rumah sakit dan terus menerus ditembaki oleh penembak jitu dan pesawat tak berawak Israel, demikian menurut kementerian kesehatan Gaza.

Lebih dari 11.300 warga Palestina telah meninggal dunia dalam serangan Israel di Gaza sejak 7 Oktober. Di mana lebih dari 1,5 juta warga Gaza telah mengungsi. Di Israel, jumlah korban tewas akibat serangan Hamas mencapai lebih dari 1.200 orang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement