Kamis 09 Nov 2023 12:59 WIB

Ekonom: Pemerintah Perlu Jaga Daya Beli Masyarakat

Bansos dinilai bisa meningkatkan daya beli di tengah pola musiman yang melandai.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Lida Puspaningtyas
Petugas merapikan produk yang dipajang di rak displai di Transmart Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Senin (16/10/2023). Daya beli masyarakat dinilai perlu dijaga dengan bansos.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Petugas merapikan produk yang dipajang di rak displai di Transmart Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Senin (16/10/2023). Daya beli masyarakat dinilai perlu dijaga dengan bansos.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kinerja pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2023 perlu diwaspadai pemerintah. Ekonom makroekonomi dan pasar keuangan LPEM FEB Universitas Indonesia (UI) Teuku Riefky mengatakan pemerintah perlu menjaga daya beli masyarakat terutama yang rentan.

"Dengan ini pemerintah perlu menambah spending atau belanja fiskal, terutama dari sisi bantuan sosial (bansos)," kata Riefky kepada Republika.co.id, Rabu (8/11/2023).

Baca Juga

Riefky menilai, hal tersebut menurutnya belum juga optimal karena dari sisi APBN hingga Oktober 2023 masih surplus. Dengan begitu, Riefky mengungkapkan, pemerintah perlu terus mengejar penyerapan anggaran.

"Penyerapan ini terutama untuk menjaga daya beli misalnya dalam bentuk bansos. Itu yang perlu didorong pemerintah ke depannya," ucap Riefky.

Riefky menambahkan, pertumbuhan ekonomi ke depan yang perlu diwaspadai dikarenakan faktor global dan domestik. Riefky menjelaskan, faktor domestik terdapat potensi perlambatan konsumsi masyarakat karena tren musimannya sudah lewat.

"Dimana kuartal II 2023 kemarin, ada Ramadhan, Lebaran, dan beberapa libur nasional. Ini sudah terlewat," tutur Riefky.

Dari sisi global juga menurutnya terjadi perlambatan pertumbuhan ekonomi. Riefky menuturkan, tingginya tingkat suku bunga moneter dan perlambatan harga komoditas yang mempengaruhi perlambatan ekonomi global tersebut dan mempengaruhi dari sektor perdagangan ekspor impor Indonesia.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2023, mengalami pertumbuhan secara tahunan sebesar 4,94 persen. Lalu jika dibandingkan kuartal II 2023, pertumbuhan ekonomi Indonesia juga tumbuh 1,60 persen.

"Di tengah melambatnya perekonomian global, terjadinya perubahan iklim, dan menurunnya harga komoditas ekspor unggulan, resiliensi ekonomi Indonesia kembali tercermin melalui pertumbuhan ekonomi sebesar 4,94 persen secara tahunan atau secara komulatif Indonesia ekonominya tumbuh sebesar 5,05 persen," kata Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers, Senin (6/11/2023).

Amalia menjelaskan, ekonomi Indonesia berdasarkan besaran produk domestik bruto (PDB) pada kuartal III 2023 atas dasar harga berlaku adalah sebesar Rp 5.296 triliun. Lalu atas dasar harga konstan sebesar Rp 3.124,9 triliun.

Amalia menambahkan, pada kuartal III 2023, pertumbuhan ekonomi Indonesia secara kuartalan lebih rendah dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.

"Hal ini memang sejalan dengan pola yang biasa terjadi di tahun-tahun sebelumnya, dimana pertumbuhan ekonomi pada kuartal III  selalu lebih rendah dari pada kuartal II, kecuali tahun 2020 saat terjadi pandemi Covid-19," ucap Amalia.

Sementara secara tahunan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III mengalami pertumbuhan. Dengan capaian tersebut, Amalia menegaskan, ekonomi Indonesia tetap terjaga solid dan tumbuh positif.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement