REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beberapa pusat perbelanjaan dan ritel, seperti supermarket serta minimarket tengah melakukan diskon berbagai produknya. Penurunan harga tersebut bersamaan dengan aksi boikot produk berkaitan Israel yang semakin meluas.
Namun, saat dikonfirmasi ke Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo), dikatakan, promosi memang biasa dilakukan setiap menjelang akhir tahun.
"Untuk promosi memang jelas bulan 12, kami pasti gencar lakukan promosi tutup tahun atau tahun baru," ujar Ketua Umum Hippindo Budihardjo Iduansjah kepada Republika, Selasa (7/11/2023).
Ia menjelaskan, tahun baru dan natal menjadi momentum puncak bagi penjual dan peritel setelah Idul Fitri. Pada saat itu, sambungnya, omzet mereka naik.
"Natal dan Tahun Baru, kami jualan omzetnya bagus. Baik dari fashion, seperti tas dan sepatu," kata dia.
Lalu terkait aksi boikot yang tengah dilakukan masyarakat, Budi menyatakan, akan tetap menjual berbagai produk yang sedang diboikot tersebut. Hal itu sepanjang produk memenuhi ketentuan yang berlaku di Indonesia.
"Untuk produk yang diboikot, prinsipnya selama supplier jual ke kami sektor ritel memenuhi syarat dari pemerintah. Seperti izin usaha, BPOM, standarisasi sudah benar, ya kami tetap akan jual," jelasnya.
Budi melanjutkan, Hippindo belum menerapkan asas politik dalam bisnisnya. Meski begitu, Budi menegaskan, bakal mendukung apapun kebijakan pemerintah.
"Misal pemerintah melarang (jual produk yang berkaitan Israel) ya kami akan ikuti. Kalau pemerintah tidak melarang, kami akan tetap jalankan," kata dia.
Seperti diketahui, saat ini tengah ramai ajakan boikot berbagai produk yang berkaitan dengan Israel. Hal itu efek dari pembantaian yang dilakukan Israel terhadap warga Palestina.