REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ajakan boikot berbagai produk yang berkaitan dengan Israel semakin marak. Masyarakat Indonesia pun mulai berpartisipasi dalam aksi boikot tersebut.
Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (Core) Mohammad Faisal menilai, aksi boikot itu jelas akan berdampak terhadap penurunan penjualan produk terkait. Apalagi, lanjutnya, beragam produk itu memang mendunia.
"Produknya mendunia dan bermacam-macam, dari produk teknologi sampai yang sederhana ke makanan dan minuman. Hanya saja seberapa jauh dampaknya, tergantung sejauh mana masyarakat taat terhadap boikot tersebut," jelasnya kepada Republika, Senin (6/11/2023).
Ia menambahkan, literasi mengenai mana produk Israel yang mau diboikot pun diperlukan. Jika pemboikotan itu efektif, sambung dia, dampaknya pun akan besar.
Itu karena, jelas Faisal, jumlah konsumen Indonesia sangat banyak. "Apalagi kalau boikotnya juga dilakukan negara lain," tuturnya.
Dilansir dari BDS Movement, ada beberapa daftar produk perusahaan Israel dan internasional yang terlibat dalam pelanggaran hak-hak Palestina, atau yang mengambil keuntungan dari kejahatan Israel. Di antaranya Hewlett Packard (HP). HP disebut membantu menjalankan ID biometrik yang digunakan Israel untuk membatasi pergerakan warga Palestina
Lalu AXA yang berinvestasi di bank-bank Israel dan membiayai pencurian tanah dan sumber daya alam di Palestina. Karena itu, disarankan untuk tidak membeli polis asuransi AXA. Ketiga, Siemens terlibat dalam perusahaan permukiman ilegal apartheid Israel melalui rencana pembangunan EuroAsia Interconnector.
Hal ini akan menghubungkan jaringan listrik Israel dengan jaringan listrik Eropa, sehingga memungkinkan pemukiman ilegal di tanah Palestina yang dicuri untuk mendapatkan keuntungan dari perdagangan listrik Israel-UE yang dihasilkan dari gas fosil.
Berikutnya Puma mensponsori asosiasi sepak bola di Israel. Hal ini mencakup tim-tim di permukiman ilegal Israel di tanah Palestina, dan sebagainya.