Senin 30 Oct 2023 21:09 WIB

PLN Targetkan 100 Persen Gunakan Kendaraan Listrik Operasional pada 2024

Secara ekuivalen, 1 liter BBM sama dengan 1,5 Kwh.

Sebuah mobil listrik melakukan pengisian daya kendaraan listrik di SPKLU kawasan Sirkuit Mandalika. PLN menyediakan 5 Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di sekitar Sirkuit Mandalika untuk mendukung mobilisasi kendaraan listrik official, _crew tim yang berlaga di MotoGP, serta penonton  gelaran MotoGP yang berlangsung 13-15 Oktober 2023.
Foto: Dok. PLN
Sebuah mobil listrik melakukan pengisian daya kendaraan listrik di SPKLU kawasan Sirkuit Mandalika. PLN menyediakan 5 Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di sekitar Sirkuit Mandalika untuk mendukung mobilisasi kendaraan listrik official, _crew tim yang berlaga di MotoGP, serta penonton gelaran MotoGP yang berlangsung 13-15 Oktober 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo menargetkan 100 persen penggunaan kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) untuk keperluan operasional pada tahun 2024.

“Kita mencanangkan PLN menuju 100 persen kendaraan listrik operasionalnya. Artinya apa, saat ini kita mengoperasikan lebih dari 7.000 motor dan juga lebih dari 2.500 mobil dan ke depan di akhir tahun 2024 kita sudah mencanangkan bahwa 100 persen akan menggunakan motor listrik,” ujar Darmawan dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Senin (30/10/2023).

Baca Juga

Dia menuturkan, langkah ini untuk mendukung Instruksi Presiden RI No 7 tahun 2022 tentang Penggunaan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) Sebagai Kendaraan Dinas Operasional dan/atau Kendaraan Perorangan Dinas Instansi Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

“Kami ingin menunjukkan PLN the leader, memimpin akselerasi penggunaan kendaraan listrik begitu juga menyediakan infrastruktur pendukung EV yang terbaik di Indonesia,” kata Darmawan.

Menurutnya, transformasi ke kendaraan listrik berkontribusi besar dalam upaya mendukung transisi energi menuju target karbon netral (Net Zero Emissions/NZE) pada tahun 2060 atau lebih cepat.

Sebab, terang Darmawan, 1 liter kendaraan bahan bakar minyak (BBM) menghasilkan emisi karbon sebesar 2,4 kilogram CO2e. Secara ekuivalen, 1 liter BBM sama dengan 1,5 Kwh. Jika dibandingkan dengan listrik, maka emisinya hanya mencapai 1,3 kilogram CO2e.

“Dengan kita beralih menggunakan kendaraan listrik saat ini maka secara otomatis telah membantu menurunkan Gas Rumah Kaca (GRK) hampir 50 persen,” ujarnya.

Selain mengurangi GRK, Darmawan menilai transisi ke kendaraan listrik juga sejalan dengan upaya kemandirian energi secara nasional. Saat ini, BBM sebagian besar diperoleh dengan cara mengimpor. Berbeda dengan energi listrik yang 100 persen diperoleh dan dikelola secara mandiri.

“Jadi transisi ke kendaraan listrik mengubah dari energi yang tadinya impor menjadi energi yang berbasis pada domestik dan mengubah energi kotor menjadi energi bersih,” ucap Darmawan.

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement