Senin 16 Oct 2023 08:13 WIB

Setelah Australia, Windownesia Bidik Bandara Turki hingga Korsel

Tawaran kepada Sarinah untuk mendirikan Windownesia berdatangan dari sejumlah negara.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Friska Yolandha
Menteri BUMN Erick Thohir (tengah) dan Direktur Utama PT Sarinah Fetty Kwartati (kiri) dalam konferensi pers mengenai Windownesia di Gedung Sarinah, Jakarta, Sabtu (14/10/2023).
Foto: Republika/Muhammad Nursyamsi
Menteri BUMN Erick Thohir (tengah) dan Direktur Utama PT Sarinah Fetty Kwartati (kiri) dalam konferensi pers mengenai Windownesia di Gedung Sarinah, Jakarta, Sabtu (14/10/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia resmi memiliki toko produk UMKM di Bandara Perth, Australia, bernama Windownesia. Toko yang menampilkan sepuluh kategori produk unggulan seperti kopi hingga essential oil menjadi sebuah terobosan baru yang dilakukan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir bersama PT Sarinah. 

"Kenapa Perth? Ini prosesnya juga sangat panjang dan yang bersedia duluan itu yang kita ambil, yang penting ini pecah telur dulu dan kita buktikan secara konkret," ujar Direktur Utama PT Sarinah Fetty Kwartati dalam konferensi pers bersama Menteri BUMN Erick Thohir mengenai Windownesia di Gedung Sarinah, Jakarta, Sabtu (14/10/2023).

Baca Juga

Fetty menyampaikan Windownesia yang merupakan kerja sama Sarinah dengan Dufry AG (Avolta) sebagai operator toko bebas bea terbesar di dunia terbukti mendapat sambutan positif dari pasar internasional. Fetty menyampaikan tawaran kepada Sarinah untuk mendirikan Windownesia pun mulai berdatangan dari sejumlah duty free lain seperti Korea Selatan, Turki, hingga Jerman.  

"Dengan program ini banyak tawaran lain datang ke Sarinah, tidak hanya dari Dufry tapi juga duty free lain. Seperti Korea Selatan dan Jerman yang juga ingin membuat country corner di duty free mereka," ucap Fetty.

Sarinah, lanjut Fetty, sedang mengkaji pembukaan Windownesia di sejumlah bandara internasional lain seperti Korsel, Jerman, Turki, Arab Saudi, dan India. Fetty menyebut Turki dan Arab Saudi menjadi dua sasaran yang paling potensial dan target utama Windownesia dalam waktu dekat. 

"Arab Saudi dan Turki ini memang sudah cita-cita masyarakat dan pemerintah karena orang Indonesia yang ada di Arab Saudi itu jumlahnya hampir dua juta, termasuk yang haji dan umrah," lanjut Fetty.

Fetty menyebut pasar besar ini berpotensi dapat meningkatkan penetrasi produk Indonesia sehingga berdampak positif bagi ekonomi Indonesia. Hal ini selaras dengan tujuan Menteri BUMN Erick Thohir agar Indonesia bisa menjadi pemain di pasar global, bukan terus menerus menjadi pangsa pasar bagi produk negara lain.

"Di Arab Saudi mimpinya Sarinah ini ingin flagship store yang besar seperti arahan Pak Erick di situ situ ada produk, makanan, brand Indonesia dan segala macam hal yang orang mau tahu mengenai Indonesia," ucap Fetty.

Fetty mengatakan Sarinah juga terus berinovasi agar Windownesia nantinya bisa hadir di sejumlah lokasi strategis di luar negeri dan tidak hanya berada di bandara luar negeri. Hal ini bertujuan agar produk Indonesia dapat semakin dikenal oleh masyarakat internasional. 

"Nantinya akan lahir di Windownesia lain, tidak hanya di bandara tapi juga di area retail bisa di mal, perlahan-lahan tapi selalu ada gerakan yang terus dilahirkan Sarinah. Harapannya setelah melihat produk Indonesia membuat mereka tertarik untuk berwisata ke Indonesia," kata Fetty.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement