Rabu 11 Oct 2023 13:27 WIB

BUMN Perkuat Pengembangan Bank Sampah di Mandalika

Bank Sampah diharapkan bisa mendukung pengembangan pariwisata di Mandalika.

BUMN PT Reasuransi Indonesia Utama terus melakukan pembinaan dalam rangka memperkuat pengembangan Bank Sampah Putri Nyale di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, NTB. (ilustrasi)
Foto: Antara/Ahmad Subaidi
BUMN PT Reasuransi Indonesia Utama terus melakukan pembinaan dalam rangka memperkuat pengembangan Bank Sampah Putri Nyale di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, NTB. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PRAYA -- BUMN PT Reasuransi Indonesia Utama terus melakukan pembinaan dalam rangka memperkuat pengembangan Bank Sampah Putri Nyale di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, Nusa Tenggara Barat (NTB).

"Kami melaksanakan program ini untuk membantu peningkatan ekonomi masyarakat di KEK Mandalika," kata TJSL Departemen Head Indonesia Rea Karno Erson Prijono di Praya, Rabu (11/10/2023).

Pihaknya menyampaikan apresiasi kepada masyarakat, karena program yang dilaksanakan sudah berkembang sesuai dengan harapan. Untuk mengubah pola pikir masyarakat dalam mengelola sampah menjadi tabungan emas memang butuh proses. "Mengubah pola masyarakat untuk memilah sampah itu butuh proses," katanya.

Ia mengatakan Kawasan Ekonomi Mandalika telah menjadi proyek strategis Nasional, sehingga pihaknya terus melaksanakan program untuk mendukung pengembangan kawasan tersebut, termasuk pembentukan Bank Sampah.

"Bank Sampah ini diharapkan bisa mendukung pengembangan pariwisata di Mandalika," katanya.

Sementara itu, Direktur Bank Sampah Putri Nyale Desa Kuta, Kecamatan Pujut, Hanila mengatakan berbagai macam jenis sampah mulai dari plastik, kardus, botol Bir, besi bisa dijadikan tabungan emas. "Semua sampah yang bisa didaur ulang bisa di tabung di Bank Sampah," katanya.

Ia mengatakan, Bank Sampah ini telah berjalan selama setahun dengan jumlah nasabah sudah mencapai 200 orang yang merupakan warga di lingkar Mandalika. Selain itu, pihaknya juga telah melakukan kerjasama dengan pengelolaan homestay, restoran dan sekolah.

"Dari 200 nasabah itu sebanyak 100 orang telah mendapatkan tabungan emas dan telah bisa dicairkan," katanya.

Ia mengatakan jumlah sampah di kawasan Mandalika cukup banyak, sehingga pihaknya juga melakukan jemput bola dalam pengumpulan sampah untuk mempermudah masyarakat. "Setelah diolah di Bank Sampah, baru kemudian di jual ke luar daerah atau ke Jawa," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement