Rabu 04 Oct 2023 15:09 WIB

Whoosh Cocok untuk Perjalanan Bisnis

Whoosh relasi Bandung-Padalarang sudah mengangkut setidaknya 500 penumpang.

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Gita Amanda
Penumpang KA Feeder KCJB tiba di Stasiun Padalarang untuk melanjutkan perjalanan ke Stasiun Halim menggunakan Whoosh. Rabu (4/10/2023).
Foto: Republika/Dea Alvi Soraya
Penumpang KA Feeder KCJB tiba di Stasiun Padalarang untuk melanjutkan perjalanan ke Stasiun Halim menggunakan Whoosh. Rabu (4/10/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Sejak dioperasikan pada Selasa (3/10/2023) kemarin, kereta api pengumpan (KA Feeder) Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) Whoosh relasi Bandung-Padalarang sudah mengangkut setidaknya 500 penumpang dari Stasiun Bandung maupun Stasiun Padalarang di hari pertama pengoperasian. KA Feeder KCJB ini memang baru difungsikan sejak dimulainya masa uji coba Whoosh tahap dua. 

 

Baca Juga

Salah satu penumpang KA Feeder rute Stasiun Padalarang-Stasiun Bandung, Sudirman (71 tahun) mengatakan sengaja datang jauh-jauh dari Kota Bogor untuk menjajal kereta cepat pertama di Asia Tenggara ini. Sudirman bersama sang istri mengatakan berangkat dari kediamannya pukul 05.30 WIB, dan memulai perjalannnya dari Stasiun Cawang menggunakan LRT menuju Stasiun Halim. 

"Saya dari Bogor, ke Halim naik LRT. Dari rumah ke LRT pakai kendaraan pribadi, diparkir disana. Berangkat dari rumah jam 5.30, naik LRT Bogor jam 6.00, sampai Halim jam 7.30, naik KCIC nya 09.45," terangnya saat tengah menjajal KA Feeder Padalarang-Bandung, Rabu (4/10/2023). 

Pensiunan karyawan perusahaan swasta di Jakarta ini mengaku sudah mencoba mendapatkan tiket uji coba Whoosh sejak pembukaan tahap pertama, namun gagal, dan baru berhasil di tahap kedua ini. Namun setelah mencoba langsung, Sudirman menyebut Whoosh lebih cocok digunakan oleh para pekerja yang sedang melakukan pekerjaan bisnis. 

"Kalau saya lebih baik naik Argo Parahyangan saja, kalau ini (Whoosh) ribet, mungkin lebih cocok untuk orang yang sedang perjalanan bisnis ya, yang butuh cepat," ujarnya. 

Menurut Sudirman, bagi orang-orang yang berniat ke Bandung atau Jakarta untuk sekedar berlibur atau tidak mendesak, Argo Parahyangan masih menjadi pilihan yang lebih efektif dan nyaman, karena penumpang tidak diwajibkan untuk transit atau berganti rangkaian kereta. Selain itu, harga tiket Argo Parahyangan juga masih lebih murah dibandingkan Whoosh yang diperkirakan akan berkisar di Rp 250 ribu hingga Rp 350 ribu. 

"Kalau saya lebih baik naik Parahyangan saja, cuma Rp 125rb udah langsung sampai bandung. Kalau ini (Whoosh) ribet," kata dia. 

"Ini mah karena masih gratis makanya saya mau coba, kalau sudah berbayar kan lumayan mahal ya," tambah Sudirman. 

Executive Vice President PT KAI Daop 2 Bandung Takdir Santoso mengatakan, KA Feeder KCJB Whoosh menyediakan delapan perjalanan setiap harinya. Jumlah perjalanan ini telah menyesuaikan dengan jadwal perjalanan dari KCJB Whoosh.

photo
Penumpang KA Feeder KCJB tiba di Stasiun Padalarang untuk melanjutkan perjalanan ke Stasiun Halim menggunakan Whoosh. Rabu (4/10/2023). - (Republika/Dea Alvi Soraya)

 

Adapun KA Feeder yang disiapkan untuk melayani penumpang KCJB Whoosh sebanyak lima rangkaian KRDE, dimana setiap rangkaiannya terdiri dari empat kereta, terangnya. Dalam satu rangkaian, KA Feeder KCJB berkapasitas tempat duduk 200 pelanggan. Selain itu pada setiap rangkaian terdapat fasilitas bagi para pelanggan sepertu toilet, rak bagasi dan stopkontak.

“KA Feeder ini memiliki total waktu tempuh dari Padalarang ke Stasiun Bandung dan sebaliknya selama 19 menit dengan berhenti di Stasiun Cimahi selama 2 menit. Jadi KA Feeder ini melayani naik turun pelanggan di Stasiun Bandung, Cimahi dan Padalarang,” terang Takdir.

“Diharapkan dengan adanya KA Feeder ini, dapat mempermudah konektivitas masyarakat untuk menuju Stasiun KCJB Padalarang melalui sistem transportasi yang bebas kemacetan dan tepat waktu,” katanya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement