Sabtu 23 Sep 2023 11:16 WIB

Harga Beras Biasa di Semarang Sudah Tembus Rp 14 Ribu per Kilogram

Pedagang tidak berani stok beras dalam jumlah banyak karena permintaan turun.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Lida Puspaningtyas
 Penyaluran bantuan beras oleh Mensesneg Pratikno yang didampingi oleh Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso atau Buwas, dan Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi, PJ Gubernur Jateng, Nana Sudjana, Rabu (20/9/2023).
Foto: Muhammad Noor Alfian
Penyaluran bantuan beras oleh Mensesneg Pratikno yang didampingi oleh Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso atau Buwas, dan Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi, PJ Gubernur Jateng, Nana Sudjana, Rabu (20/9/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Harga beras kualitas sedang di tingkat konsumen tembus Rp 14.000 per kilogram. Di wilayah Kabupaten Semarang kondisi ini membuat omset para pedagang menjadi berkurang.

Pasalnya sebagian pelanggan dan konsumen --sementara ini-- masih menahan diri untuk membelanjakan beras dan mereka memilih melihat situasi dan pergerakan harga beras di pasaran ke depan.

"Semoga harga beras tidak lama lagi bisa turun kembali, agar saya bisa berbelanja beras lagi," ungkap Ratna (32), salah seorang warga Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Jumat (22/9).

Untuk saat ini, jelas Ratna, masih menahan diri sambil menghabiskan stok belanja beras pekan sebelumnya. Karena harga beras di tingkat konsumen masih terus merangkak naik dan semakin mahal.

Sebagai contoh, harga IR 64 medium kembali naik, dari hari sebelumnya, yang hanya berkisar Rp 13.660 per kilogram.

"Sekarang harganya sudah naik menjadi  Rp 14.000 per kilogram," jelasnya.

Sementara itu, Pengawas Perdagangan Diskumperindag Kabupaten Semarang, Saleh menyampaikan, dari penelusuran di toko- toko sembako umumnya memang telah menjual beras mutu sedang  Rp 14.000 per kilogram.

Kalau ada beberapa pedagang yang masih menjual beras dengan harga Rp 13.500 per kilogram. "Tetapi tidak banyak karena itu untuk menghabiskan stok pembelian kemarin,"  jelasnya.

Sementara itu, Tari (50), salah satu pedagang sembako di pasar Bandarjo, Ungaran mengungkapkan, akibat kondisi pasar ini, ia hanya berani menyetok paling banyak 5 - 6 kuintal per hari.

Padahal saat harga beras masih normal- setiap hari bisa menyetok 1,2 hingga 1,5 ton, tergantung kebutuhan konsumen. "Dengan adanya kenaikan harga beras ini, saya tidak berani nyetok banyak," jelasnya.

Tari  juga mengakui, sempat beberapa kali  diprotes oleh para pembeli, karena harga beras yang --kecenderungannya-- terus mengalami kenaikan di tengah- tengah masyarakat.

Tidak hanya beras eceran, untuk harga beras  kemasan 5 kilogram, saat ini juga terus mengalami kenaikan."Beras kemasan 5 kilogram yang awalnya hanya Rp 65.000, sekarang sudah mencapai Rp 70.000 per sak 5 kilogram," tambahnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement