Selasa 19 Sep 2023 14:02 WIB

Kian Panas, India Balas Mengusir Diplomat Kanada

Kanada dianggap campur tangan masalah internal India.

Perdana Menteri India Narendra Modi (kanan) berbicara pada sesi pertama KTT G20, di New Delhi, India, Sabtu, (9/9/2023).
Foto: AP Photo/Evan Vucci
Perdana Menteri India Narendra Modi (kanan) berbicara pada sesi pertama KTT G20, di New Delhi, India, Sabtu, (9/9/2023).

REPUBLIKA.CO.ID,  NEW DELHI – Hubungan Kanada-India kian memanas. Setelah Kanada mengusir diplomat India, beberapa jam berselang India memutuskan kebijakan yang sama. India meminta diplomat senior  Kanada meninggalkan negeri ini dalam kurun lima hari. 

Langkah saling usir diplomat antara Kanada dan India ini terkait kecurigaan Kanada bahwa India terlibat pembunuhan aktivis Sikh di Kanada.  

Baca Juga

Pemimpin Sikh, Hardeep Singh Nijjar, pendukung keras kemerdekaan tanah Sikh yang dikenal dengan Khalistan, ditembak mati pada 18 Juni 2023 lalu di luar pusat kebudayan Sikh, di Surrey, British Columbia, Kanada.

‘’Keputusan New Delhi mencerminkan kian meningkatnya keprihatinan mengenai campur tangan diplomat Kanada dalam masalah internal kami dan keterlibatan mereka dalam aktivitas anti-India,’’ kata Kemenlu  India, seperti dilansir Aljazirah, Selasa (19/9/2023). 

Aksi massa oleh kelompok kemerdekaan Sikh di Kanada memicu kemarahan pemerintahan Perdana Menteri Narendra Modi. 

Saat bertemu PM Kanada JustinTrudeau di G20, Modi menyatakan menjadi perhatian pihaknya atas sikap Kanada terhadap gerakan kemerdekaan Punjabi di luar negeri. Gerakan Sikh, mendorong pemisahan diri dan memicu kekerasan terhadap diplomat India. 

Ia meminta Kanada bekerja sama dengan India dan menyatakan itu adalah ancaman bagi diaspora warga Kanada keturunan India. Gerakan Khalistan dilarang di India yang menganggap kelompok ini sebagai ancaman keamanan nasional. 

Namun, gerakan ini masih memperoleh dukungan di wilayah utara India, juga di negara-negara seperti Kanada dan Inggris yang menjadi rumah bagi diaspora Sikh. Hardeep Singh Nijjar mengorganisasi referendum negara Sikh di India. 

Tahun lalu, Pemerintah India mengumumkan hadiah uang atas informasi untuk penangkapan Nijjar. Ia dituding terlibat dalam serangan terhadap pendeta Hindu di India. 

The World Sikh Organization of Canada menyebut Nijjar sebagai pendukung berat Khalistan yang sering memimpin aksi massa damai terhadap pelanggaran HAM yang terjadi di India dan dukungan terhadap Khalistan. 

‘’Selama beberapa bulan terakhir, Nijjar menyatakan di depan publik bahwa hidupnya terancam dan dia menjadi target badan-badan intelijen India,’’ demikian pernyataan The World Sikh Organization of Canada.

sumber : AP/Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement