Selasa 19 Sep 2023 07:19 WIB

Yellen: Tidak Ada Tanda Ekonomi AS Melemah 

Yellen melihat pasar tenaga kerja AS tetap kuat.

Rep: Novita Intan/ Red: Friska Yolandha
Menteri Keuangan AS Janet Yellen menyatakan tidak melihat tanda-tanda perekonomian AS memasuki penurunan.
Foto: EPA-EFE/LUONG THAI LINH
Menteri Keuangan AS Janet Yellen menyatakan tidak melihat tanda-tanda perekonomian AS memasuki penurunan.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Menteri Keuangan AS Janet Yellen menyatakan tidak melihat tanda-tanda perekonomian AS memasuki penurunan. Namun ia memperingatkan kegagalan kongres, dalam meloloskan undang-undang untuk menjaga pemerintahan tetap berjalan, berisiko memperlambat momentum perekonomian.

“Saya tidak melihat tanda-tanda perekonomian berada dalam risiko penurunan, pasar tenaga kerja AS juga tetap kuat dan inflasi menurun,” kata Yellen dilansir dari laman Reuters, Selasa (19/8/2023).

Baca Juga

Yellen mengatakan masih terlalu dini untuk mengukur dampak pemogokan yang dilakukan United Auto Workers terhadap Detroit Three, salah satu aksi buruh industri AS yang paling ambisius dalam beberapa dekade.

“Sama sekali tidak ada alasan untuk penutupan. Menciptakan situasi yang dapat menyebabkan hilangnya momentum adalah sesuatu yang tidak kita perlukan sebagai risiko pada saat ini,” kata Yellen.

Dia menggarisbawahi komitmen Presiden Joe Biden terhadap perundingan bersama dan memastikan bahwa pekerja menjadi yang terdepan karena industri ini berjalan secara baik.

Dia mengatakan pasar tenaga kerja tetap kuat. Namun, diakuinya kondisi pasar tenaga kerja mendingin dan tidak sepanas sebelumnya. Hal ini penting mengingat tujuan untuk menurunkan inflasi kembali ke dua persen.

Yellen, mantan ketua Federal Reserve, mengatakan langkah bank sentral untuk menaikkan suku bunga mulai berdampak pada pasar perumahan, namun belanja konsumen tetap cukup kuat.

Dia mengatakan pemerintahan Biden terus mencermati harga bensin setelah lonjakan baru-baru ini, dan Biden berkomitmen untuk memastikan harga tetap terjangkau bagi warga Amerika. 

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement