Rabu 13 Sep 2023 14:50 WIB

Rusia Siap Bantu Korut Kembangkan Teknologi Antariksa

Putin menerima kunjungan Pemimpin Korut Kim Jong-un di Kosmodrom Vostochny

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Esthi Maharani
Presiden Rusia Vladimir Putin mengisyaratkan kesiapan negaranya untuk membantu Korea Utara (Korut) mengembangkan teknologi antariksanya.
Foto: AP Photo/Mikhail Metzel
Presiden Rusia Vladimir Putin mengisyaratkan kesiapan negaranya untuk membantu Korea Utara (Korut) mengembangkan teknologi antariksanya.

REPUBLIKA.CO.ID,  MOSKOW – Presiden Rusia Vladimir Putin mengisyaratkan kesiapan negaranya untuk membantu Korea Utara (Korut) mengembangkan teknologi antariksanya. Hal itu disampaikan saat Putin menerima kunjungan Pemimpin Korut Kim Jong-un di Kosmodrom Vostochny yang berada di Rusia Timur Jauh, Rabu (13/9/2023).

Saat menerima kunjungan Kim, awak media sempat bertanya kepada Putin apakah mereka berdua akan membahas tentang pasokan senjata. Putin menjawab bahwa dia dan Kim bakal mendiskusikan banyak isu.

Baca Juga

Awak media kemudian melayangkan pertanyaan apakah Rusia akan membantu Korut membangun satelit. “Itulah sebabnya kami datang ke sini. Pemimpin Korut menunjukkan minat yang besar terhadap teknik roket, mereka juga mencoba mengembangkan antariksa,” kata Putin.

Menurut kantor berita Rusia, TASS, saat menerima Kim di Kosmodrom Vostochny, Putin mengajaknya berkeliling. “Presiden Rusia Vladimir Putin dan Pemimpin Korut Kim Jong-un bersama-sama mengunjungi fasilitas peluncuran roket Soyuz-2. Kedua pemimpin juga mengunjungi fasilitas peluncuran Angara yang sedang dibangun sejak 31 Mei 2019. Proyek tersebut kini berada pada tahap akhir,” tulis TASS dalam laporannya.

Kim bertolak dari Pyongyang ke Rusia pada Ahad (10/9/2023) malam menggunakan kereta baja. Para pejabat Rusia mengonfirmasi kunjungan tersebut pada Selasa (12/9/2023). Kim disebut akan melakukan pertemuan tingkat tinggi dengan Putin yang jarang terjadi.

Sementara, di tengah lawatan Kim Jong-un ke Rusia, Korut kembali meluncurkan setidaknya dua rudal balistik di lepas pantai timurnya. Militer Korea Selatan (Korsel) dan penjaga pantai Jepang mengonfirmasi peluncuran rudal tersebut. Pengujian rudal oleh Pyongyang diketahui merupakan pelanggaran atas sanksi PBB.

Dewan Keamanan PBB telah menjatuhkan sanksi militer dan ekonomi terhadap Korea Utara sejak tahun 2006 atas program nuklirnya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement