Sabtu 09 Sep 2023 22:38 WIB

Dua Proyek Pelabuhan Jadi Sorotan AIPF 2023, Ini Progresnya

Kedua proyek tersebut yaitu New Priok Terminal dan Bali Maritime Tourism Hub (BMTH).

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Ahmad Fikri Noor
Pelabuhan Pelindo.
Foto: Dok. Pelindo
Pelabuhan Pelindo.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam ajang flagship ASEAN-Indo-Pacific Forum (AIPF) 2023, dua proyek PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo menjadi sorotan. Kedua proyek tersebut yaitu New Priok Terminal dan Bali Maritime Tourism Hub (BMTH).

Direktur Strategi Pelindo, Prasetyo menjelaskan, Terminal New Priok tahap I beroperasi sejak 2016 yaitu New Priok Container Terminal 1 (NPCT1) yang dioperasikan melalui kemitraan Pelindo dengan mitra global Mitsui, PSA, dan NYK Line. "Realisasi pencapaian throughput pada 2022 mencapai 1,2 juta TEUs, naik sebesar tujuh persen jika dibandingkan 2021 sebanyak 1,1 juta TEUs," kata Prasetyo dalam pernyataan tertulisnya, Sabtu (9/9/2023).

Baca Juga

Dia menjelaskan, New Priok Terminal di Jakarta sebagai perluasan dari Pelabuhan Tanjung Priok eksisting yang utilisasinya telah mencapai 70 persen. Prasetyo menuturkan, perluasan tersebut diperlukan untuk meningkatkan kapasitas sekaligus menjaga performanya sebagai pintu gerbang utama Indonesia. 

Prasetyo menuturkan, saat oni tengah dibangun infrastruktur dasar Container Terminal 2 dan 3 (CT2 dan CT3) dan Product Terminal 1 dan 2 (PT1 dan PT2). Proyek tersebut dibangun sesuai standar internasional dengan panjang dermaga 800 meter per terminal, kedalaman hingga -20 mLWS, dan lapangan penumpukan petikemas seluas 32 hektare per terminal sehingga mampu menampung hingga 1,5 juta TEUs per tahun per terminal.

"Sedangkan PT1 dan PT2 masing-masing memiliki luas 24 Ha dengan kapasitas 500 ribu meter kubik per terminal," ucap Prasetyo.

Untuk CT2 dan PT1 ditargetkan dapat mulai beroperasi pada 2026. Sementara untuk pengoperasian CT3 dan PT2 akan disesuaikan dengan kebutuhan kapasitas tambahan Pelabuhan Tanjung Priok ke depannya.

Prasetyo menambahkan, terminal tersebut juga akan dilengkapi dengan akses jalan khusus New Priok Eastern Access (NPEA) yakni jalan terusan dari Jalan Tol Cibitung Cilincing (JTCC) yang saat ini telah beroperasi secara penuh sepanjang 34 kilometer. Akses tersebut bersama-sama dengan akses eksisting akan membantu kelancaran arus barang keluar masuk Terminal New Priok ketika nantinya beroperasi penuh. 

Selama ini, truk-truk kontainer melewati Jalan Tol Jakarta-Cikampek melalui Cikunir Ramp dan Jakarta Outer Ring Road (JORR) Seksi E2 dan E3 menuju Cilincing. "Waktu tempuhnya pada saat normal hanya satu jam, tapi pada jam sibuk bisa sampai 2-3 jam," tutur Prasetyo.

Dengan adanya akses JTCC, waktu tempuh perjalanan dari kawasan industri di wilayah timur Jakarta dapat dipangkas menjadi hanya sekitar 30 menit. Hal tersebut menjadi bagian komitmen dari Pelindo dalam mengurangi emisi karbon di sekitar pelabuhan guna mendukung konsep green port. 

“Potensi kerja sama yang ditawarkan pada proyek New Priok Terminal ini adalah kerja sama investasi pengembangan dan pengoperasian pelabuhan dengan skema bisnis Joint Venture jangka panjang hingga lebih dari 20 tahun,” ungkap Prasetyo. 

Lalu untuk proyek Bali Maritime Tourism Hub (BMTH), Prasetyo menjelaskan, hal itu disiapkan untuk menjadi jangkar dalam membangun konektivitas pariwisata di Indonesia. Sebagai titik utama marine tourism di Indonesia, BMTH terkoneksi dengan jalur pariwisata domestik maupun internasional.

Contohnya seperti di Lombok, Labuan Bajo, dan Raja Ampat yang merupakan koneksi ke arah timur. Sebaliknya ke arah Barat terdapat Surabaya, Banyuwangi, Probolinggo, Semarang, Jakarta, dan berbagai wilayah Sumatra. Sedangkan konektivitas internasional yaitu ke wilayah ASEAN dan Australia. Pada Development Area 1, Prasetyo memastikan akan dibangun Marina dengan luasan sekitar 27 ribu meter persegi yang mampu menampung 275 yacht. Lalu dilengkapi dengan zona penunjang marina seluas 44 ribu meter persegi dan juga taman.

Di samping itu, panjang dermaga Cruise Terminal BMTH dirancang mencapai 828 meter di sisi timur untuk regular atau turnaround cruise. Lalu juga sepanjang 614 meter di sisi selatan untuk home port cruise dengan kedalaman masing-masing hingga minus 12 mLWS. 

"Potensi kerja sama yang ditawarkan di proyek BMTH ini adalah kerja sama investasi pengembangan bisnis melalui skema Strategic Partnership," jelas Prasetyo. 

Prasetyo memastikan Pelindo terbuka dengan mitra global yang membawa nilai tambah bagi Indonesia, baik terminal operator, shipping line, cruise atau yacht owner, maupun pihak lainnya. Hal itu sebagai kontribusi dalam membangun sektor maritim dan memperkuat peran Indonesia sebagai pilar episentrum pertumbuhan ekonomi di ASEAN.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement