Senin 04 Sep 2023 22:28 WIB

Erick Thohir Sebut BUMN Jadi Benteng Perekonomian Nasional

BUMN jadi benteng perekonomian hadapi geo-ekonomi global.

Menteri BUMN Erick Thohir.
Foto: Dok Kementerian BUMN
Menteri BUMN Erick Thohir.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyebutkan BUMN berperan sebagai benteng ekonomi nasional dalam menghadapi kondisi geo-ekonomi dan geo-politik global. "Ke depan adalah perang ekonomi, kita di persimpangan geo-politik dan geo-ekonomi, di mana posisi kita? Dan kita sudah sepakat BUMN adalah benteng ekonomi nasional," katanya dalam acara AKHLAK Culture Festival BUMN di Menara BRILiaN, Jakarta Selatan, pada Senin (4/9/2023).

Dia menyebutkan, BUMN menopang 30 persen perekonomian nasional. Selain itu, berkat transformasi bisnis yang telah dijalankan selama 3 tahun, BUMN mengalami peningkatan keuntungan serta dapat menyetor dividen ke negara sebesar Rp80,2 triliun.

Baca Juga

"Keuntungan kita dari Rp13 triliun menjadi Rp124 triliun menjadi sekarang Rp250 triliun itu terjadi karena apa? Perubahan kultur, perubahan transformasi bisnis, dan ekosistem yang kita lakukan sama-sama," ujar Erick.

Dia menuturkan, BUMN telah memiliki cetak biru untuk tahun 2024 hingga 2034 yang akan mendorong peran BUMN di berbagai sektor. Pertama adalah menginisiasi pembangunan ekosistem ekonomi hijau. Sebagai pengelola energi nasional, katanya, pemanfaatan energi hijau akan berdampak terhadap hilirisasi.

"Kita harus menjadi pelopor ekonomi hijau, kenapa? Kalau BUMN tidak membangun ekosistem ekonomi hijau yang baru kita tidak bisa berkembang karena BUMN mengelola yang namanya energi. Kalau energi tidak hijau tidak mungkin namanya hilirisasi jadi hijau," katanya.

Berikutnya adalah pembangunan infrastruktur dengan kualitas internasional. Erick menyebutkan pada tahun 1860 Amerika Serikat memiliki 30 ribu kilometer jalur kereta, sementara China saat ini telah membangun 20 ribu jalur kereta cepat.

"Amerika (tahun) 1860 sudah membangun 30 ribu km (jalur) kereta.​​​​​ ​​​​​China hari ini membangun 20 ribu km (jalur) kereta cepat. Kita belum, di Jawa aja masih 4500 km itu pun masih belum standar," ujarnya.

Pembangunan infrastruktur, kata Erick, terus dilakukan salah satunya dengan proyek LRT Jabodebek dan Kereta Cepat Jakarta Bandung. Menurutnya, pembangunan infrastruktur juga perlu dilakukan secara merata.

"Kita improve terus yang akhirnya sekarang kita lihat LRT dan kereta cepat sudah mulai jadi. Itu sudah mulai standar tapi belum cukup di sini harus ada di seluruh Indonesia," tuturnya.

Dia menambahkan, pembangunan infrastruktur dapat membuat biaya logistik di Indonesia menjadi lebih bersaing. Setelah itu, BUMN juga berperan dalam mendorong digitalisasi. Erick menyebutkan potensi ekonomi digital Indonesia merupakan yang terbesar di Asia Tenggara dengan nilai mencapai Rp 4500 triliun.

Kemudian, komitmen BUMN untuk menjaga usaha mikro kecil menengah (UMKM) dalam sistem ekonomi pasar bebas.

"Karena kita pasar bebas, tidak mungkin kita tutup lagi karena kita negara demokrasi. BUMN mengambil peran, private sector mengambil peran, investasi ada, tapi UMKM harus dilindungi kita harus ada," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement