Kamis 31 Aug 2023 18:51 WIB

Cerita Warga Bojonegoro Rasakan Manfaat BPJS Kesehatan untuk Melahirkan Hingga Rawat Inap

BPJS Kesehatan tetap memberikan pelayanan maksimal hingga ke daerah.

Warga Desa Sroyo, Kecamatan Kanor, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, Umy Nurul Hidayah, pengguna layanan BPJS Kesehatan Pekerja Penerima Upah (PPU) Kelas 2.
Foto: Dok. BPJS Kesehatan
Warga Desa Sroyo, Kecamatan Kanor, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, Umy Nurul Hidayah, pengguna layanan BPJS Kesehatan Pekerja Penerima Upah (PPU) Kelas 2.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Layanan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) bagi Umy Nurul Hidayah (30), warga Desa Sroyo, Kecamatan Kanor, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, memberikan dampak yang luar biasa saat ia dan keluarganya sakit bahkan sampai rawat inap. Umy yang berprofesi sebagai Kepala Urusan Tata Usaha, Umum & Perencanaan di Desa Sroyo telah menggunakan layanan JKN sejak tahun 2017 dari segmen kepesertaan Pekerja Penerima Upah (PPU) kelas 2. 

Umy menyadari Program JKN yang digelontorkan oleh pemerintah tersebut sangat meringankan beban keluarga apalagi meringankan biaya pengobatan. Umy pun tidak menyangkal jika ia terbantu menggunakan layanan JKN saat melahirkan anak ke-2 dari kehamilannya yang ke-4.

Baca Juga

“Tahun 2022 saat masa pandemi sudah mulai turun ya dan saya melahirkan anak ke-2 di salah satu rumah sakit di Kabupaten Bojonegoro. Mengingat riwayat kehamilan saya yang sempat mengalami masalah keguguran sampai dengan dua kali maka dokter menyarankan untuk dilakukan operasi sesar,” kata Umy, dalam keterangan tertulis, Kamis (31/8/2023).

Umy merasa bersyukur dikala beberapa pihak yang menganggap bahwa layanan JKN itu memprihatinkan justru ia dapat membuktikan sendiri cerita itu tidak benar. Menurutnya, layanan JKN sangat membantu meringankan pembiayaan saat masa kehamilan sampai dengan pasca melahirkan.

“Saya membayangkan jika tidak punya BPJS Kesehatan pastinya besar sekali biaya yang harus dikeluarkan apalagi untuk operasi sesar. Memang kalau tidak membuktikan sendiri tidak akan percaya, suami juga sempat rawat inap karena darah merahnya kental. Awal gejalanya adalah panas dan saya beri obat seperti biasanya namun tidak kunjung turun panasnya selama tiga hari. Akhirnya saya bawa ke rumah sakit terdekat malam itu untuk mendapatkan penanganan rawat inap,” ujar Umy.

Selama lima hari sang suami menjalani rawat inap sesuai dengan kelasnya membuat umy meningkatkan syukurnya karena tidak ada uang sepeser pun yang ia keluarkan untuk biaya pengobatan.

“Sebenarnya saya juga tidak minta sakit karena ingin sehat terus, tapi ada pertolongan melalui Program JKN ini semunya menjadi mudah. Saya juga mendengar jika untuk berobat di fasilitas kesehatan terdaftar hanya dengan menunjukkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) saja sudah langsung dapat dilayani. Wah, luar biasa BPJS Kesehatan, layanannya semakin mudah dan cepat,” jelas Umy.

Umy pun mengemukakan jika ia tidak mendapatkan perlakuan yang berbeda dengan pasien lainnya saat rawat inap. Semua kebutuhan dan tindakan yang diperlukannya agar sembuh tetap menjadi prioritas dari rumah sakit tempat ia dirawat.

“Awalnya takut bayangan karena banyaknya pemberitaan yang beredar jika peserta BPJS Kesehatan nantinya akan di telantarkan, dipersulit, bahkan tidak diperhatikan. Namun itu tidak berlaku ternyata, rumah sakit tempat saya dan suami dirawat saat itu memberikan layanan yang sebaik-baiknya,” ungkap Umy.

Hal tersebut tidak membuat Umy surut untuk memberikan informasi yang sejelas-jelas nya pada warga di Desa Sroyo, tentang betapa bermanfaatnya layanan JKN. Ia merasa mempunyai kewajiban agar Program JKN ini dapat digunakan dengan tepat untuk seluruh masyarakat apalagi yang masih di pelosok.

“Terkadang masih ada orang yang berpendapat tentang layanan JKN yang kurang bagus dan itu menurut saya karena yang bersangkutan masih belum memahami terutama alur layanan JKN. Coba saja ya jika sudah melaksanakan alur tersebut dengan benar, saya yakin pasti tidak akan muncul suara sumbang. Saya juga melihat Pemberian Informasi Langsung (PIL) melalui Mobile Customer Services (MCS) yang dilaksanakan oleh BPJS Kesehatan secara rutin tidak akan terjadi penumpukan peserta JKN yang antre datang ke kantor BPJS Kesehatan,” kata Umy.

Selanjutnya, Umy menyampaikan harapan pada BPJS Kesehatan untuk terus memberikan layanan terbaiknya melalui program JKN. Ia berharap program ini dapat terus berlangsung karena banyak sekali manfaatnya bagi seluruh masyarakat dengaan semua jenis kepesertaan JKN.

“Sekarang ini eranya digital jadi untuk berobat tidak perlu antre dan fotokopi berkas. Saya pun mempunyai Aplikasi Mobile JKN yang memudahkan jika ingin datang berobat ke faskes terdaftar. Sekali lagi sudah terbukti jika kemudahan yang dihadirkan oleh layanan JKN tidak dapat dipandang sebelah mata. Bravo BPJS Kesehaatan,” kata Umy.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement