REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memastikan terus berupaya mendorong kemajuan melalui perluasan literasi keuangan secara berkelanjutan kepada pelaku UMKM di berbagai daerah.
Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen OJK Friderica mengatakan, literasi keuangan menjadi fondasi pemberdayaan UMKM. Sehingga UMKM adalah ujung tombak perekonomian.
Kata Friderica, di tengah dinamika perekonomian dunia yang tidak menentu, perekonomian Indonesia tumbuh sangat baik di atas lima persen. "Namun tentu, Indonesia harus terus menemukan sumber-sumber ekonomi baru. Salah satunya dengan UMKM dan juga di daerah,” kata Frideriva dalam acara Literasi Keuangan Indonesia Terdepan (Like It) ke-2 di Pontianak, Selasa (29/8/2024).
Friderica menyampaikan komitmen OJK untuk terus mendukung UMKM melalui berbagai program dan kebijakan. Beberapa di antaranya dengan mendorong UMKM memanfaatkan pendanaan Pasar Modal melalui Securities Crowdfunding (SCF) serta bersama Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) menyediakan program kredit pembiayaan melawan rentenir yang dikhususkan untuk UMKM dan perempuan pelaku UMKM.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi menuturkan, sebagai salah satu upaya mendukung kemajuan UMKM, OJK telah menerbitkan ketentuan mengenai Securities Crowdfunding. Produk tersebut untuk memperoleh pendanaan melalui instrumen pasar modal.
"Pertumbuhan industri SCF saat ini juga cukup menggembirakan," kata Inarno.
Inarno menyebut, hingga saat ini total penghimpunan dana melalui SCF telah berhasil dimanfaatkan oleh 438 pelaku UMKM. Ada tercatat total dana yang dihimpun sebesar Rp 947,70 miliar dari 159.158 investor melalui 16 platform penyelenggara SCF.