Ahad 20 Aug 2023 10:58 WIB

Membangun Kekayaan dengan Bijak Sejak Muda

Investasi merupakan bentuk usaha yang membutuhkan pengetahuan, waktu, dan kesabaran.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Lida Puspaningtyas
Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa dalam acara Literasi Keuangan Indonesia Terdepan (Like It), Selasa (15/8/2023).
Foto: Tangkapan layar
Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa dalam acara Literasi Keuangan Indonesia Terdepan (Like It), Selasa (15/8/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Generasi muda kini mulai berani memulai investasi. Membangun kekayaan juga baik dilakukan sejak usia muda, tapi juga perlu dilakukan dengan cara yang bijak.

Agar tidak hanya termakan tren yang tengah booming, ada baiknya generasi muda perlu memperhatikan beberapa hal agar dapat berinvestasi dengan bijak dan terhindar dari penipuan. Perencana keuangan bersertifikat, Rista Zwestika, mengatakan jangan terburu-buru dalam menentukan investasi.

“Investasi adalah perjalanan jangka panjang. Hindari keputusan yang terburu-buru atau impulsif, berinvestasilah dengan bijak setelah pertimbangan matang,” kata Rista kepada Republika, Rabu (16/8/2023).

Rista menjelaskan, investasi merupakan suatu bentuk usaha yang membutuhkan pengetahuan, waktu, dan kesabaran. Dengan pendekatan yang hati-hati dan pendidikan memadai, Rista yakin generasi muda dapat membangun masa depan keuangan yang lebih baik melalui investasi.

Agar generasi muda dapat memulai investasi dengan lebih bijak dan mengurangi risiko yang besar, Rista menuturkan, langkah yang perlu dilakukan untuk pertama kalinya adalah mempelajari dunia investasi dengan baik mengenai jenis-jenisnya, risiko yang terkait, cara kerja pasar keuangan, dan konsep dasar investasi.

“Pendidikan yang baik akan membantu dalam membuat keputusan investasi yang lebih detail dan punya tujuan,” ujar Rista.

Selain itu juga perlu menentukan tujuan investasi dengan jelas. Menurutnya, tujuan yang jelas akan membantu dalam memilih instrumen investasi yang sesuai.

Merencanakan keuangan juga perlu dilakukan dan memastikan masih memiliki dana darurat yang cukup sebelum mulai berinvestasi. Rista juga menekankan, jangan hanya menginvestasikan dana dalam satu jenis aset sehingga akan membantu dalam mengelola risiko.

Lakukanlah juga investasi secara bertahap. “Mulai dengan investasi kecil dan bertahap dapat membantu dalam memahami dinamika pasar dan mengurangi risiko besar pada awalnya,” kata Rista.

Rista mengungkapkan, pasar keuangan terus berkembang, belajar dan beradaptasi dengan perubahan yang terjadi perlu dilakukan. Dia menegaskan, tidak ada investasi yang sepenuhnya bebas risiko, tapi dengan pendidikan, perencanaan, dan pengelolaan risiko yang baik, generasi muda dapat meminimalkan risiko dan meraih keuntungan dari investasi.

 

Punya potensi

Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa mengungkapkan dari data yang dimiliki Badan Pusat Statistik (BPS) diproyeksikan Indonesia akan menikmati puncak bonus demografi yakni penduduk usia produktif lebih besar ketimbang non produktif pada 2020-2030. Jumlah usia produktif pada 2030 diperkirakan akan mencapai 68,01 persen dari total jumlah penduduk.

"Data tersebut menegaskan bahwa potensi investasi pasar keuangan di Indonesia ke depan akan datang dari kalangan generasi muda yang sadar investasi," ujar Purbaya dalam acara Literasi Keuangan Indonesia Terdepan (Like It), Selasa (15/8/2023).

Purbaya menegaskan, kesadaran investasi tersebut perlu diikuti dengan penguatan literasi keuangan dalam rangka mendukung pendalaman pasar keuangan. Menurut dia, generasi muda yang terliterasi dengan baik dalam investasi keuangan dapat semakin meningkatkan hasil investasi melalui keputusan dan strategi keuangan yang tepat.

Sebaliknya, jika tingkat literasinya rendah, besar kemungkinan tingkat pemanfaatan dari produk investasi keuangan menjadi kurang optimal.

"Bahkan, tidak memahami risiko yang mungkin muncul dari suatu produk investasi keuangan," ujar Purbaya.

Purbaya menekankan, literasi dan inklusi keuangan memberikan manfaat yang besar bagi sektor jasa keuangan. Begitu juga dengan pelaku usaha yang turut  berkontribusi dalam membayar pajak yang mendukung program-program pemerintah, seperti pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur.

Purbaya mengharapkan dengan semakin tinggi tingkat literasi dan inklusi keuangan masyarakat maka semakin banyak masyarakat yang akan memanfaatkan produk dan layanan jasa keuangan secara tepat. Hal itu dengan tetap memperhatikan aspek pengelolaan risiko dan terus waspada perkembangan dengan teknologi di sektor keuangan.

Selain itu, penting juga agar masyarakat tidak FOMO...

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement