Rabu 02 Aug 2023 20:59 WIB

Sejumlah Koperasi Sawit Deklarasi Bentuk Aliansi

Semua stakeholder diajak meyakinkan dunia, perkebunan kelapa sawit tidak merusak.

Anggota Koperasi Petani Tembusai Sejahtera, Mardoli melakukan deklarasi APSBI.
Foto: Istimewa
Anggota Koperasi Petani Tembusai Sejahtera, Mardoli melakukan deklarasi APSBI.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah koperasi bersertifikat Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO)  dan Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) di bawah naungan Serikat Petani Kelapa Sawit (SPKS) membentuk dan mendeklarasikan Aliansi Petani Sawit Swadaya Bersertifikat Berkelanjutan Indonesia (APSBI).

Deklarasi APSBI dibacakan oleh anggota SPKS dari anggota Koperasi Petani Tembusai Sejahtera, Mardoli. Dia menyampaikan lima poin alasan dibentuknya APSBI. Pertama, bersama pemerintah dalam mempercepat sertifikasi ISPO bagi seluruh petani sawit Indonesia. Kedua, memperbaiki tata kelola sawit Indonesia untuk kesejahteraan petani dan sawit berkelanjutan.

Ketiga, membangun kolaborasi dengan semua pihak untuk percepatan ISPO. Keempat, mempromosikan praktik-praktik terbaik sawit rakyat di nasional dan internasional. "Serta kelima, menjadi mitra strategies BPDPKS dan komite ISPO," kata Mardoli di sela gelaran diskusi nasional sawit berkelanjutan di Grand Sahid Jaya, Jakarta, Rabu (2/8/2023).

Deputi II Bidang Pangan dan Agribisnis Kemenko Perekonomian, Musdhalifah Machmud mengajak semua stakeholder untuk meyakinkan dunia, perkebunan kelapa sawit tidak merusak, melainkan memberikan banyak manfaat kepada banyak orang. Selain itu, juga bisa mendukung pembangunan keberlanjutan atau SDGs. 

Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Ditjen Perkebunan Kementan, Prayudi Syamsuri mendorong petani sawit swadaya untuk segera mengikuti sertifikasi ISPO. Hal itu lantaran ke depan, pasar minyak sawit akan mensyaratkan minyak sawit berrtifikat yang akan diterima diperdagangan minyak sawit global.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement